23 Januari 2015

MOTIVASI "Tamparan Dari Dosen Untuk Mahasiswa"

Nemu artikel bagus nih gan, 


Cuaca di Bandar lampung sejak sore tadi hujan angin + petir, jadi gak mungkin banget gua melakukan aktifitas diluar, masa iya gua mau ujan-ujanan??? hahaha.  

akhirnya kopi rokok and the genk menemani gua, ditambah lagi kuota internet masih memadai, wuiiiihhhh akhirnya gua browsing2 menjelajah dunia maya dan segala macam isinya. lebaiii :D. dan gua tak sengaja mampir disalah satu situs milik http://anakunsri.com/ dan menemukan sebuah artikel yang bagus dan juga sangat meMOTIVASI.

Sebuah renungan untuk diri sendiri . "Ini cara saya menggampar Mahasiswa saya" Tulisan dari Bapak I Made Andi Arsana (Teknik Geodesi UGM). Semoga menginspirasi. Tamparan dari dosen untuk mahasiswa ini semoga dapat menjadi motivasi untuk terus belajar dan bekerja keras.

Mari simak!!!!!!


  1. Kamu ingin dapat beasiswa S2 ke luar negeri nanti? Pastikan IP di atas 3 dan TOEFL di atas 500! Merasa tidak pinter? BELAJAR!
  2. Empat atau lima tahun lagi kamu bisa

20 Januari 2015

AFWAN (Mengucapkan Terimakasih Dibalas dengan kata "Maaf") Maksut nya gimana??

Assalamualaikum,

Apakabar semua?? kali ini gua mengulas sebuah artikel yang cukup menarik, dan semoga bermanfaat menambah wawasan kita semua, aminn.

Ketika gua asik berselancar di dunia maya, entah angin apa yg berhembus sehingga gua bisa masuk tersasar dan stuck disebuah blog yg sangat menarik yang tak lain dan tak bukan http://titiantasbih.blogspot.com/ (ehm ehmm jarang2 blogger jujur skaligus bantuin promo blog lain ky gua :D).

didalam blog tersebut gua sangat serius dan antusias sekali membaca salah satu artikel yang membahas penggunaan kata AFWAN, karena ini juga merupakan pertanyaan yang selalu mengganjal didalam hati gua yang dari dulu blum sempat gua cari kejelasan jawabannya, karena gua terlalu sibuk dengan tugas2 kuliah gua akhirnya pertanyaan itupun sempat menghilang, hahaha

Oke langsung aja kita simak

Bismillah
Tidak terlintas dalam pikiran saya kenapa saya ingin mengayunkan jemari saya untuk membahas ini, Sekedar uneq-uneq yang mengganjal dihati.Sorry,..maaf kata ini selevel maknanya dengan kata afwan.Mungkin perbedaan subyek yang menggunakan saja. Nah, kata ”afwan” ini muncul beriringan dengan kata “ikhwan,akhwat,syukron, jazakillah” dsb. Komunitas ”anak mushola“, hehe .^_^. paradigma yang sebenernya tiak terlalu urgen untuk dibahas di kalangan masyarakat biasa. Hanya eksistensinya saja yang berbeda..

(zaman baheula), ana sering denger temen2 klo ngucapin "maaf" itu pke kata AFWAN.
Ana pun terbiasa dgn ucapan itu, beda halnya ketika ana berada di lingkungan orang2 timur tengah, mereka mengucapkan AFWAN itu klo orang bilang "Terimakasih" di jawabnya afwan.
hmm.. sempet bingung bin aneh, koq orang bilang terimakasih di jawab maaf hehehe
dan klo orang timur tengah bilang MAAF=ASYIF bukan afwan kayak kita2 yg terbiasa dgn pengucapan "afwan" klo mau minta maaf.

Ana bikin note ini BUKAN NGAJAKIN DEBAT ,cuman ingin share sedikit ilmu yg ana tau.
sebenarnya makna kata dlm bhsa arab bgtu luas dan berbeda2 arti,tergantung penempatannya.Ana gak bilang klo kita GAK BOLEH ngucapin maaf pake kata AFWAN.
Karena sebenernya jika di rinci, kata ‘afwan mempunyai kalimat lengkap Asta’fika yang artinya aku benar-benar minta maaf kepadamu.

LALU KENAPA donk yun..orang arab klo bilang afwan adalah ucapan jawaban dri syukron??mau tau??beneran??hhee..
jadi gini....
Ada yang bisa kita pelajari dari kebiasaan orang Arab ini. Ketika diucapkan padanya kata Syukran maka jawabannya adalah ‘Afwan. Mereka masih merasa perlu meminta maaf ketika sudah berbuat baik kepada seseorang. Mereka merasa bahwa seharusnya masih bisa melakukan lebih daripada itu, namun yang dilakukan hanya sebatas itu. Sehingga masih merasa perlu mengucap kata ‘Afwan.

Bingung ya? Saya juga bingung gimana mau ngejelasinnya…(hehe)
Begitulah kurang lebih konsep syukran dan ‘afwan. Tidak seperti orang Indonesia yang kalo diucapkan padanya terima kasih, maka jawabannya adalah sama-sama. Seolah dia memang pantas untuk mendapatkan ucapan terima kasih itu. Yang dilakukan orang Indonesia ini sama dengan yang dilakukan oleh orang yang menggunakan bahasa Inggris. Thank You, maka jawabannya adalah you’re welcome atau doesn’t mind.

Saya lebih sepakat dengan kebiasaan orang Arab mengenai konsep terima kasih ini.

Satu hal lagi, orang Arab atau orang yang menggunakan bahasa Arab, sangat senang sekali dalam tutur katanya mendoakan orang lain. Misalnya dalam pengumuman hasil ujian. Maka selain Lulus, istilah lainnya adalah bukan Tidak Lulus, melainkan Semoga Allah Mengizinkan di lain waktu.

Sungguh indah sekali jika kita senang menebar doa kepada lawan bicara kita dalam keseharian kita..
LALU setelah muter2 ngomongin afwan mau diambil yg mana niih klo ngucapin maaf..
yaaa..mau MAAF=AFWAN bolehhh, silahkan saja
mau MAAF=ASYIF juga silahkan no problem
Terimakasih Telah Membaca
Wassalamualaikum

18 Januari 2015

Sejarah Pendidikan ISLAM Indonesia Pada Era Orde Baru


A. PENDIDIKAN PADA MASA ORDE BARU

Pemerintahan memandang bahwa agama mempunyai kedudukan dan peranan sangat penting dan strategis. Peran utama agama sebagai landasan spiritual, moral dan etika dalam pembangunan nasional, agama juga berpengaruh untuk membersihkan jiwa manusia dan kemakmuran rakyat, Agama sebagai sistem nilai seharusnya dipahami dan diamalkan oleh setiap individu, warga dan masyarakat hingga akhirnya dapat menjiwai kehidupan bangsa dan negara.

Kalau dirunut kebelakang, memang sejak tahun 1966 terjadi perubahan besar pada bangsa Indonesia, baik itu menyangkut kehidupan sosial agama maupun politik. Pada Orde Baru tekad yang diemban, yaitu kembali pada UUD 1945 dan melaksanakannya secara murni dan konskuen, sehinggapendidikan agama memperoleh tempat yang kuat dalam struktur pemerintahan.

Walaupun pendidikan agama mendapat porsi yang bagus sejak proklamasi kemerdekaan sampaiOrde Baru berakar, namun itu semua hanya bahasa kiasan belaka. Menurut Abdurrahman Mas’ud , PhD. undang-undang pendidikan dari zaman dahulu sampai sekarang masih terdapat dikotomi pendidikan.Kalau dicermati bahwa undang-undang pendidikan nasional masih membeda-bedakan antara pendidikanumum dan agama, padahal perkawinan, ilmu agama dan umum justru akan menciptakan kebersamaan dan mampu menciptakan kehidupan yang harmonis serasi dan seimbang.

Prof. Ludjito menyebutkan permasalahan yang terjadi dalam Pendidikan Agama Islam walaupun dari sistem pendidikan nasional cukup kuat, namun dalam pelaksanaannya masih jauh dari yang diharapkan. Hal ini karena dipengaruhi beberapa faktor, yaitu :
  • Kurangnya jumlah pelajaran agama di sekolah.
  • Metodologi pendidikan agama kurang tepat. Lebih menitikberatkan pada aspek kognitif daripada aspek afektif.
  • Adanya dikotomi pendidikan, meterogenitas pengetahuan dan penghayatan peserta didik.
  • Perhatian dan kepedulian pemimpin sekolah dan guru terhadap pendidikan agama kurang.
  • Kemampuan guru agama untuk menghubungkan dengan kehidupan kurang.
  • Kurangnya penanaman nilai-nilai, tata krama dalam Pendidikan Agama Islam.

Seandainya dari enam aspek tersebut bisa ditangani, maka pendidikan agama akan lebih diperhatikan masyarakat.

1. Pendidikan Agama dan Sistem Pendidikan Nasional

Melalui perjalanan panjang proses penyusunan sejak tahun 1945-1989 UU nomor 2 tahun 1989, sebagai usaha untuk mengintegrasikan pendidikan Islam dan umum. Untuk mengembangkan pendidikanIslam haruslah mempunyai lembaga-lembaga pendidikan, sehingga menjadi “lahan subur” tempat persemaian generasi baru. Artinya pendidikan Islam harus mampu :
Membedakan akar peserta didik dari semua kekangan dan belenggu.
  • Membangkitkan indra dan perasaan anak didik sebagai sarana berfikir.
  • Membekali ilmu pengetahuan.

Di samping hal itu peluang untuk berkembangnya pendidikan Islam secara integrasi dalam Sistem Pendidikan Nasional bisa dilihat dalam beberapa pasal.
  • Pasal 1 ayat 2, pendidikan nasional adalah pendidikan yang terakhir pada kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
  • Pasal 4, tentang tujuan pendidikan nasional, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang bertakwa dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, pribadi yang mantap dan mandiri.
  • pasal 10, pendidikan keluarga merupakan bagian dari jalur pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan dalam keluarga dan yang memberikan keyakinan agama, nilai budaya, moral dan ketrampilan.
  • Pasal 11 ayat 1, jenis pendidikan yang termasuk jalur pendidikan sekolah terdiri ataspendidikan umum, pendidikan kejuruan, keagamaan, kedinasan, akademik dan profesional.
  • Pasal 39 ayat 2, isi kurikulum setiap jenis dan jalur, serta jenjang pendidikan wajib memuatpendidikan Pancasila, agama dan kewarganegaraan.
  • Pasal 47, ciri khas suatu pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat tetap diindahkan.

2. Pengintegrasian Pelajaran Agama dan Pelajaran Umum

Integrasi merupakan pembauran sesuatu sehingga menjadi kesatuan, sedangkan integrasi pendidikan adalah proses penyesuaian antara unsur-unsur yang berbeda sehingga mencapai suatu keserasian fungsi dalam pendidikan dan integritas pendidikan memerlukan integritas kurikulum atau secara khusus memerlukan integritas pelajaran.

Karena sasaran akhir daripendidikan (agama) adalah untuk meciptakan manusia yang bisa mengintegrasikan diri, mampu menggunakan imannya dalam menjawab tantangan hidup dan mampu memanusiakan sesamanya dengan berbagai kehidupan yang sejahtera yang dikaruniakan Allah pada manusia. Dengan kata lain, pendidikan dimaksudkan untuk memajukan manusia dalam mengambil bagian secara aktif, kreatif dan kritis.

Untuk melaksanakan suatu yang lebih baik dari masa lalu, pelajaran agama dan mata pelajaran umum ditentukan guru yang memilki integritas keilmuan yang memadai dalam pendidikan. Sehingga bisa menemukan cara untuk dapat menghubungkan bagian-bagian dari suatu bidang dari suatu bidang studi, satu pelajaran dengan mata pelajaran yang lain.

B. PENDIDIKAN ISLAM PADA ABAD XXI

1. Preoritas Kegiatan Pendidikan Islam untuk Persiapan Masa Depan
Seorang kader pemimpin Islam yang berwawasan luas selain memiliki cita-cita dan komitmen untuk mewujudkan cita-cita ajaran islam sebagaimana secara terpadu dan serempak juga memiliki pandangan faham keagamaan pluralis inklusif. Fahamnya yaitu suatu faham keagamaan yang meyakini kebenaran agama yang dianutnya dan mengamalkannya secara sungguh-sungguh namun pada saat yang bersamaan ia juga mengakui eksistensinya keberadaan agama lain, disertai dengan sikap tidak merasa bahwa agamanya lah yang paling benar, sedangkan agama lain tersesat.

Sikap keberagamaan yang demikian itu amat dibutuhkan dalam memasuki aba 21 atau melenium ke 3 yang ditandai dengan empat karakteristik, yaitu :
  • saling kebregantungan sosial ekonomi
  • kompetisi antara bangsa yang semakin besar
  • makin besarnya usaha Negara berkembang untuk mencapai posisi Negara maju
  • munculnya masyarakat hiperindustrial yang tidak akan pernah mengubah budaya bangsa

Sejalan dengan pemikiran diatas akan preoritas kegiatan pendidikan Islam hrus diarahkan pada empat hal, sebagai berikut :
  • Pertama, pendidikan Islam bukahlah hanya untuk mewariskan faham atau pola keagamaan hasil internalisasi generasi terhdap anak didik.
  • Kedua, pendidikan hendaknya menghindari kebiasaan menggunakan andai-andaian model yang di idealisir yang sering kali membuat kali kita terjebak dalam romantisme yang berlebihan.
  • Ketiga, bahan-bahan pengajaran agama hendaknya selalu dapat mengintegrasikan problematic empiric disekitarnya.
  • Keempat, perlunya dikembangkan wawasan emansipatoris dalam proses mengajar mengajar agama sehingga anak didik cukup memperoleh kesempatan berpartisipas dalam rangka memiliki kemampuan metodologis untuk mempelajari materi atau subsatansi agama.

Itulah prioritas pendidikan Islam, yakni bagaimana agar agama Islam dapat meletakkan kerangka dasar bagi manusia sehingga mampu menunaikan tugas pokoknya sebagai khalifah dimuka bumi.Pendidikan Islam sesungguhnya adalah bagian yang sangat penting dari proses penyerapan tugas sejarah itu pada stiap anak didik. Tentulah dalam pola pedagogis yang berubah-ubah sesuai dengan perubahan waktu dan lingkungan tempat generasi itu menemukan tantangan sejarahnya masing-masing.

Selanjutnya sikap berpegang teguh pada nilai-nilai spiritual yang bersumberkan pada agama semakin di butuhkan masyarakat masa depan. Hal demikian diperlukan untuk mengatasi berbagai kegongcangan jiwa atau stress yang diakibatkan kekalahan atau keterbatasan dalam bersaing dengan orang lain, atau sebagai akibat kehidupan sekuler materialistic yang semakin meraja lela.

Untuk menjadikan manusia yang sanggup menghadapi tantangan, peluang dan kendala memasuki kehidupan masa depan itu, pendidikan Islam memiliki peluang yang amat luas, hal ini mudah dimengarti karena pendidikan Islam sebagaimana telah disebutkan diatas adalah pendidikan yang seimbang dalam mempersiapkan anak didik, yaitu anak didik yang tidak hanya mampu mengambangkan kreatifitas intelektial dan imajinasi secara mandiri, tetap juga memiliki ketahanan mental spiritual serta mampu beradaptasi dan merespon problematika yang dihadapinya sesuai kerangka dasar ajaran islam.

C. ANALISIS

Melihat alaur sejarah pendidikan Islam di Indonesia sebagaimana tersebut diatas maka penulis mengambil satu analisis bahwa pendidikan Islam pada masa orde baru merupakan tahap awal munculnya kesadaran bangsa Indonesia akan pentingnya penanaman nilai-nilai keagamaan pada masyarakat Indonesia sehingga bangsa Indonesia dapat menyongsong masa akan datang bukan hanya dengan IPTEK melainkan juga di imbang oleh IMTAQ

Pada masa orde baru pendidikan Islam dikembangkan masih dalam batas pemahaman dan pengembangan pengetahuan saja, baru setelah masuk pada abad 21 maka pendidikan Islam lebih difokuskan pada penerapan atau aktualisasi dari Ilmu pengetahuan dan selalu didasari oleh keimanan dan ketakwaan. Hal ini sesuai dengan beberapa strategi yang diterapkan disekolah-sekolah guna peningkatan kualitas peserta didiknya baik dari aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Sebagai landasan menuju pembaharuan masyarakat Islam yang maju.

Strategi Peningkatan kulitas dan cara mengukurnya
Agar sekolah-sekolah unggulan yang bernuansa islam tetap bertahan dan mampu merespon kebutuhan masyarakat pada setiap zaman maka ia hrus memiliki strategi peningkatan kulitas dan cara pengukurannya yang efektif. Untuk mengukur berhasil atau tidk strategi tersebut dapat dilihat melalui indicator yaitu sebagai berikut :
  • Secara academic lulusan pendidikan tersebut dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi
  • Secara moral lulusan pendidikan dapat menunjukkan tanggung jawab dan kepeduliannya kepada masyarakat sekitarnya
  • Secara Individual lulusan pendidikan semakin meningkat ketaqwaanya, yaitu manusia yang melaksanakan segala perintah Allah SWT dan laranganya.
  • Secara sosial lulusan tersebut dapat berinteraksi dan bersosialisasi dengan masyarakat sekitarnya
  • Secara cultural, ia mampu menginterpretasikan ajaran agamanya sesuai dengan lingkungan sosialnya.

Dengan kata laian dimensi kognitif itelektalnya, afektif emisionalnya dan psikomotorik praktis kultur dapat terbina secara seimbang, inilah ukuran yang dapat di bangun untuk melihat kedepan strategipendidikan yang diterapkan.

D. KESIMPULAN

Dari pemaparan makalah ini tentang pendidikan masa orde baru hingga menuju pada masa abad 21 maka dapat disimpulkan bahwa, pendidikan Islam pada masa Orde Beru, masa itu banyak jalan yang ditempuh untuk menyetarakan antara pendidikan agama dan pendidikan umum. Hal ini bisa dilihat dari SKB 2 Menteri tentang sekolah umum dan agama. 

Dengan adanya SKB tersebut, maka anak-anak yang sekolah agama bisa melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi. Kemudian untuk mengikis dualisme pendidikan bisa dilakukan dengan cara pengintegrasian antara pelajaran umum dan agama, walaupun dualisme itu masalah klasik yang tidak mudah untuk dihapus. Namun dengan adanya UU tentang pendidikan nomor 2 bisa diharapkan mempertipis dikotomi pendidikan.

Pendidikan yang islami adalah pendidikan yang mendasarkan konsepsinya pada ajaran tauhid. Dengan dasar ini maka orientasi pendidikan islam di arahkan pada upaya mensucikan diri dan memberikan penerangan jiwa, sehingga setiap diri manusia mampu meningkatkan dirinya dari tingkatan iman ke tingkat ihsan yang melandasi seluruh bentuk kerja kemanusiannya ( amal saleh).

Dengan demikian pendidikan yang islami tidak lain adalah upaya mengefektifkan aplikasi nilai-nilai agama yang dapat menimbulkan transformasi nilai dan pengetahuan secara utuh kepada manusia, masyarakat dan dunia pada umumnya. Dengan cara demikian maka seluruh aspek kehidupan manusia akan mendapatkan sentuhan nilai-nilai ilahiyah yang transcendental.

Pendidikan yang islami sebagaimana di uraikan diatas akan tetap di perlukan untuk mengatasi berbagai masalah kemanusian yang di hadapi pada masyarakat moderen saat ini dan dimasa mendatang.

Era globalisasi diabad 21 yang tahapannya sudah di mulai pada masa sekarang ini, ternyata telah memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap dunia pendidikan. Dunia pendidikan dimasa sekarang benar-benar dihadapkan pada tantangan yang cukup berat yang penangananya memerlukan keterlibatan berbagai pihak yang terkait.

Berkenaan dengan hal tersebut diatas, perlu dilakukan upaya-upaya strategis, antara lain: 
  1. Tujuan pendidikan dimana sekarang tidak cukup dengan hanya memberikan bekal pengetahuan, keterampilan, dan ketakwaan saja tetapi juga harus diupayakan melahirkan manusia yang kreatif, inovatif, mandiri dan produktif mengingat dunia yang akan datang adalah dunia yang kompetitif.
  2. Guru dimasa yang akan mendatang adalah guru yang disamping memiliki informasi berakhlak baik dan mampu menyampaikan secara metadologis juga harus mampu mendayagunakan berbagai sumber informasi yang tersebar ditengah masyarakat ke dalam kegiatan belajar mengajar.
  3. Bahan pelajaran umum dan agama perlu di integrasikan dan di berikan kepada siswa sebagai bekal yang memungkinkan ia dapat memiliki kepribadian yang utuh, yaitu pribadi yang pada gilirannya dapat menimbulkan masyarakat belajar.



DAFTAR PUSTAKA
-Abudin Nata, Manajemen Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2003)
-Aliwi Sihab, Islam Inklusif Menuju Sikap Terbuka Dalam Beragama, (Bandung: Mizan, 1998)
-DJumhur, Sejarah Pendidikan, Ilmu, Bandung, 1959
-Fadhil al-Djamali, Menerobos Krisis Pendidikan Islam, (Jakarta: Golden Press, 1992)
-H.A. Malik Fadjar, Visi Pembaharuan Pendidikan Islam, Alfa Grafikatama, Jakarta, 1998
-Majalah Rindang, Pesantren Masuk Undang-Undang, Majalah Bulanan Rindang, Semarang, Edisi XXVII, 2002
-Moeslim Abdurrahma, Islam Transformatif, (Jakarta: Putaka Firdaus, 19997)
-Wikipedia.org
Sumber : http://komunitaspecintasejarah.blogspot.com/2013/07/sejarah-pendidikan-indonesia-era-orde.html

14 Januari 2015

Proses Islamisasi Di Indonesia - Masuknya Islam Di Indonesia

Proses Islamisasi Di Indonesia- Masuknya Islam Di Indonesia

Nusantara Dalam Jalur Pelayaran dan Perdagangan Dunia
Pada bidang ekonomi, bangasa Indonesia menjadi unsur penetu terjadinya revolusi perdagangan dunia. Dengan pengembangan kapal bercadik menjadi jung, sektor perdagangan laut tumbuh dengan pesat. Dengan menggunakan jung sebagai armada transportasi dagang pada jalur laut, minimal tiga keuntungan yang dapat diperoleh, yaitu :
  1. Kapasitas angkut : Masyarakat Nusantara dapat mengangkut barang dagangan yang jumlahnya berlipat apabila dibandingkan dengan perlatan sebelumnya. Dengan kapasitas angkut yang dimiliki jung, pedagang menjadi lebih menghemat waktu, tenaga, dan modal.
  2. Keamana lebih terjaminDengan mempergunakan kapal jung, pelyaran menjadi lebih nyaman dan aman karena lwbuh mampu mengahadapi berbagai halangan di tengah laut, seperti badai dan perompak.
  3. Jangkauan lebih luas : Kekuatan yang dimiliki kapal jung menjadikannya mampu menempuh pelayaran dengan jarak jauh. Pedagang Nusantara menjadi mampu menjangkau berbagai bangsa yang belum pernah dikunjungi.


Berbagai keuntungan yang disediakan oleh jalur perdagangan mengakibatkan para pedagang internasional berangsur-berangsur lebih memilih jalur jalur laut sejak zaman Sriwijaya. Peran besar yang dimainkan oleh bangsa Indonesia dalam perdagangan laut internasional mendorong berbagai bangsa untuk ikut melibatkan diri. Pelabuhan-pelabuhan yang dibangun berkembang menjadi pusat-pusat perdagangan dunia. 

Bangsa-bangsa yang tercatat aktif melakukan transaksi dagang adalah bangsa Cina dan India. Sudah sejak lama kedua bangsa ini menjali nhubungan dagang dengan kerajaan-kerajaan Nusantara. Pada masa-masa selanjutnya semakin banyak bangsa asing yang ikut terlibat, seperti Jepang dan bangsa-bangsa yang beragama Islam. Pedagang Islam itu tidak berasal dari satu bangsa, melainkan dari berbagai bangsa di sekitar Arab, antara lain Persia (Iran), Gujarat (India), dan Hadramaut (Yaman Selatan).

Para pedagang Persia, Gujarat, dan Hadramaut yang datang ke Indonesia berupaya mencari simpati dari masyarakat setempat. Mereka mendekati para raja dan bangsawan yang memegang peranan dalam dunia perdagangan. Mereka juga bergaul akrab dengan para penduduk yang didatangi. Melalui upaya inilah, komunikasi antara para pedagang dan penduduk berlangsung dengan lancar. Selain itu, transaksi jual beli menjadi sesuatu yang saling menguntungkan.

Ketika hendak kembali, para pedagang asing itu menunggu perubahan arah mata angin sambil duduk dengan berbagi pengalaman dan tukar menukar pendapat. Dari sini ajaran Islam tersampaikan. Banyak penduduk yang mencoba memhaminya hingga akhirnya memeluk Islam.

Dalam Poses Islamisasi di Nusantara peranan para pedagang muslim sangatlah penting artinya, baik pedagang dari golongan Raja dan keturunannya, kaum hartawan yang menanamkan modalnya dalam suatu saha perdagangan, ataupun sebagai golongan pedagang kelontongan yakni pedagang keliling. 

Kondisi ini meyebabkan kedatangan Islam di berbagai daerah di Indonesia tidakalah bersamaan, karena sangat bergantung pada persinggahn para pedagang muslim. Penharuh ajaran Islam pun tidaklah sama antara daerah yang satu dengan lainnya disebabkan adanya keterkaitan yang erat dengan daerah yang sudah dipenagruhi oleh Hindu-Budha atau yang belum sama sekali mendapatkan pengaruh Hindu-Budha.

Jadi tidaklah salah jika awal sejarah masuknya Islam di Indonesia masih menjadi problema dalam sejarah karena sedikitnya data yang memungkinkan untuk merekontruksinya sejarah, “disamping tidak seragamnya pengenalan Islam terhadap seluruh kawasan, juga tingkat penerimaan Islam pada satu bagian wilayah dengan wilayah yang lain tidak hanya bergantung pada waktu pengeanalnnya, tetapi juga bergantung pada watak budaya lokal yang dihadapi Islam” (Azra, 2002, hlm.19)

Fleksibiltas ajaran Islam merupakan unsur penting dalam pelaksanaan Islamisasiny. Tetapi yang perlu juga diperhatikan adalah bagaimana sebenarnya peranan Indonesia (Nusantara) dalam jalur perdagangan dan pelayaran dunia dalam rangka penyebaran dakwah Islam di kawasn ini sangatlah penting, karena dapat memberikan gambaran kapan dan dimana pertama kali Islam masuk ke Indonesia.

Indonesia yang terletak di bagian ujung Dunia Muslim, banyak memberikan kontribusi bagi lalu lintas hubungan pelayaran dan perdagangan kawasan Nusantara dengan Timur Tengah, Asia Timur, Asia Selatan dan Afrika termasuk dunia Barat. Srateginya letak geografis Nusantara ini dapa dilihat pada “peta sejarah” dalam jalur pelayaran dan perdagangan dunia yang berimplikasi pada masuknya Indonseia pada abad ke-7 M” (Yamin, 1956, hlm. 7-9).

Indonesia merupakan daerah khatulistiwa yang sangat strategis menghubungkan antara kawasan Asia Tenggara, Asia Timur, Asia Tengah, Asia Barat, Asia Selatan maupun Afrika dan Teluk Persia. Dan sejak awal Masehi dalam lalu lintas pelayaran dan perdagangan dunia dapat ditempuh melalui dua jalur perdagangan yaitu sebagai berikut :

Melalui jalur darat yang dikenal dengan sebutan “Jalur Sutera” yakni dari Cina melalui Asia Tengah dan Turkistan sampai Laut Tengah hingga jalan mengubungkan antara Cina dengan kafilah-kafilah dari India dan Persia. Barang niaganya tetutama adalah kain sutera.
Melalui Laut yaitu dari Cina dan Indonesia melalui Selat Malaka ke India, Teluk Persia, Laut Merah dan Afrika. Atau sebaliknya dari Teluk Persia, Afrika, India, Indonesia, Selat Malaka dan Asia Timur. Komoditinya terutama adalah rempah-rempah.

Kepesatan pelayaran dan perdagangan melalui Selat Malaka dan pesisir Barat Sumatera sejak abad ke-7 M ini, sangat memungkinkan untuk terjadinya akulturasi kebudayaan dan peradaban. 

Perlak (Aceh) yang terletak di ujung pulau Sumatera merupakan terminal bagi bertemunya anatar pedagang dari afrika, Arab, India dan Cina yang memberikan kontribusi kebudayaan terutama budaya Islam pada penduduk setempat, karean aktivitas pelayaran dan perdagangan para saudagar Islam selain berniaga, mereka juga banyak bertindak sebagai mubaligh. Sebagaiman yang dikayakan oleh J. Paulus dalam Hasymy (1990, hlm.6) “(Aceh) Perlak merupakan stasiun perantara bagi para pedagang Islam dan dakwah Islam.”.

Disinilah arti penting Aceh sebafgai kawasn Indonesia pada awal abad ke-1 H atau abad ke-7 M yang turut serta dalam kancah perdagangan dunia memberikan transformasi dalam tatanan ekonmi, poltik dan sosial budaya dalam sejarah Indonesia. 

Aceh sebagai bagian dari wilayah Indonseia yang terletak di Pulau Sumatera, sebelum masuknya Islam, merupakan daerah yang sudah dihuni oleh manusia pemakan kerang yang bermukim di sepanjang Pantai Sumatera Timur Laut, yang dapat dibuktikan dari sisa-sisa makananya dan perlatan makan yang ditemukan, hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Aceh telah memiliki kebudayaan.

Jika diperhatikan, ajaran suatu agama akan membawa pegaruh besar bagi pola-poal budaya dalam segala aspek kehidupan suatu masyarakat dalam mencapai suatu tujuan hidup secara utuh, hal demikian menunjukkan bagaimana sebenarnya bahwa melalui agama yang dianut suatu masyarakat dalam periode tertentu dapat memberikan gambaran sejarah tatanan kehidupan masyarakatnya.

Konsep masuknya Islam di Nusantara pun mencoba menelusuri artefak-artefak yang bercorak Islam sebagai peninggalan budaya agama sehingga para ahli sejarah dapat berusaha menentukan kapan hasil-hasil budaya ini dibuat oleh suatu masyarakat dan menentukan apakah corak hasil budaya ini asli dari masyarakat itu sendiri atau ada hubungannya dengan pola-pola budaya dari luar masyarakt itu sebagai damapk akulturasi. 

Tadisi pelayaran dan perdagangan di Asia Tenggara dan Indonesia sebagai kawasan Nusantara ini memberikan catatan sejarah dalam proses Islamisasi di Indonesia dengan berbagai tahapan-tahapan yang dilaluinya.

Deskripsi Para Ahli Tentang Masuknya Islam di Nusantara
Sejarah masuknya Islam di Nusantara menimbulkan banyak tafsiran dari para ahli sejarah dengan argumentasinya yang mempertanyakan kapan, dimana dan bagaiaman proses masuknya Islam di Indonseia. Wacana ini sudah diungkapkan melalui berbagai seminar yang dilakukan para ahli sejarah baik Barat maupun Timur. 

Barat cenderung mengatakan masuknya Islam di Nusantara abad ke-13 M, yang antara lain dipelopori oleh Snouck Hugronye, J.P. Moquete, R.A. Kern Pijnappel. 

Sementara para ahli Sejarah Timur lebih memusatkan perhatian pada baad ke-7 M dipelopori oleh Prof. Hamka, T. W. Arnold, Syed Naguib Al Atta yang berpendapat bahwa sebelum abd ke-7 M sudah terjalin hubunngan perdagangan dan pelayaran bangsa Arab, India dan Cina di Indonesia (Nusantara), melalui Pantai Timur Sumatera. 

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada beberapa teori yang diungkapakan para ahli sejarah tentang deskripsi masuknya Islam di Nusantara yaitu sebagai berikut :

1. Teori Gujarat (India)
Teori ini berpendapat bahwa agama Islam masuk ke Indonseia pada abad ke-13 dan pembawanya berasal dari Gujarat (Cambay), India. Dasar teori ini adalah: Pertama, kurangnya fakta yamg menjelasakan peranan bangsa Aab dalam penyebaran di Indonesia. Kedua, karena adanya hubungan dagang Indonesia dengan India telah lama melalui jalur Indonesia-Cambay-Timur Tengah-Eropa. Ketiga, adanya batu nisan Sultan Samudera Pasai yaitu Malik Al Saleh tahun 1297 yang bercorak khas Gujarat (Azra, 2002, hlm 22).

Pendukung teori Gujarat (India) ini antara lain dikemukakan oleh beberapa sarjana Belanda seperti Pijnapel, Snouck Hourgronje, Moqutte yang juga memiliki pandangan yang berbeda bahwa Islam pertama kali datang ke Indonesia sekitar abad ke-13 berasal dari India. Pinnapel berpendapat bahwa Islamisasi di Indonesia dilakukan oleh orang-orang Arab melalui India, terutama Gujarat dan Malabar, dengan argumentasinya bahwa “ada persamaan antara mazhab Syafi’i di India dengan Indonesia. 

Mazhab Syafi’I ini dibawa oleh orang Arab yang bermigrasi dan menetap di Gujarat dan Malabar dan kemudian melalui perdagangan membawa Islam ke Indonesia” (Azra, 2002, hlm.24). Sementara Snouck hourgronje berpendapat bhawa “Islam pertama kali masuk ke Indonesia bukan berasal dari Arab, tetapi dari India karena sudah lama terjalin hubungan dagang antara India dengan Indonesia dan adanya inskripsi tertua tentang Islam yang terdapat di Sumatera mengindikasikan adanya hubungan antara Sumatera dengan Gujarat” (Suryanegara, 1996, hlm.75).

Tampak perbedaan yang nyata dari kedua ahli Belanda ini menelusuri asala masuknya Islam ke Nusantara dengan berbagai argumen yang diajukan dan tetap berspekulasi antara abad ke-12 dan ke-13 merupakan awal masuknya Islam ke Indonesia, meskipun akhirnya Snouck mengatakan “Muslim Dhaka adalah sebagai perantara dalam perdagangan antara Muslim Arab terutama yang mengaku sebagai keturunan Rasulullah Saw. dan menjalankan dakwah Islam dengan Indonseia (Azra, 2002:25). Jelas di sini Snouck secara impilsit menagkui bahwa Islam tetap berasal dari Muslim Arab.

Sementara itu Moquette mengatakan bahwa “memang ada persamaan antara gaya batu nisan Makam Sultan Nahrasyah yang ada di Pasai (Aceh) 1428 M dan di Gresik 1419 M (Jawa Timur) nisan Makam Malik Ibrahim dengan batu nisan yang ada di Cambay (Gujarat) nisan Makam Umar Ibn AL kazaruni tahun 1333 M. Sehingga hal ini menunjukkan ada hubungan antara Indonesia dengan Gujarat” (Yusuf, 2006, hlm.36). 

Spekulasi Moquette ini jelas menunjukkan batu nisan dari Gujarat tidak hanya diproduksi untuk pasar loakal tetapi juga untuk di ekspor ke luar negeri seperti indonesia, dengan demikian Moquette menganggap secara tidak langsung orang Indonesia juga mengambil Islam dari wilayah Gujarat. Tetapi ada yang mengganjal jika diperhatikan tahun pada batu niasan di Pasai dengan di Gresik seolah-olah pengaruh Islam pertama kali masuk di Gresik. Deskripsi para ahli yang mendudkung teori Gujarat ini lebih memusatkan perhatiannya pada saat timbulnya kekuasaan politik Islam.

2. Teori Arab (Mekkah)
Teori ini merupakan teori yang baru muncul sebagai sanggahan terhadap teori lama yaitu Gujarat. Teori Makkah berpendapat Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-7 dan pembawanya berasal dari Arab (Mesir). Dasar teori ini adalah : Pertama, pada abad ke-7 yaitu tahun 674 di panatai Barat Sumatera sudah terdapat perkampungan Islam (Arab), dengan pertimbangan bahwa pedagang Arab sudah mendirikan perkampungan di Kanton sejak abad ke-4. 

Hal ini juga sesuai dengan berita Cina. Kedua, Kerajaan Samudera Pasai menganut aliran mazhab Syafi’i, dimana pengaruh mazhab Syafi’I terbesar pada waktu itu adalah Mesir dan Mekkah. Sedangkan Gujarat atau India adalah penganut mazhab Hanafi. Ketiga, Raja-raja Samudera Pasai menggunakan gelar Al-Malik, yaitu gelar tersebut bersala dari Mesir.

Demikian Hamka dalam seminar Sejarah Masuknya Islam ke Indonesia di Medan 1963, “menolak kesimpulan Gujarat yang mengabaikan pernan orang Arab dalam penyebaran agama Islam di Indonesia, sementara orang Arab memiliki kekuatan perdagangan dan pelayaran, sedangkan Gujarat hanya merupakan kota persinggahan” (Hasymy. 1981, hlm. 222). Selanjutnya Hamka (Hasymy, 1981, hlm. 221) mengatakan tidaklah salah jika dikatakan “Aceh sebagai Serambi Mekkah, karena merupakan suatu kenyataan sejarah, 

Aceh adalah tempat awal kerajann Islam di Indonesia, dan sebagai tempat pusat pendidikan Agama Islam”, di sini Hamka bertitik tolak pada Ulama Besar yang dimiliki Aceh yaitu Syaikh Aminuddin dan Abdurrauf as Sinkily, Hamzah Fanshuri, Nurruddin ar-Raniry, yang banyak memberikan ilmu Syariat dan Haqiqat pada masyarakatnya yang berpengaruh terhadap perkembangan Islam di Indonesia.

Untuk meluruskan pandangan para ahli sejarah di atas ada baiknya memperhatikan pandangan dari Thomas Arnold yang mengatakan “Islam masuk ke Indonesia berasal dari Arab, dimana para pedagang Arab membawa Islam saat mereka menguasai perdagangan antara Barat dan Timur sejak awal abad ke-7 M dan abad ke-8 M. Dapat diduga mereka juga menyebarakan agama Islam ke Indonesia” (Yusuf, 2006, hlm. 38). 

Pandangan Arnold ini dapat dipertimbangkan, karena berdasarkan sumber Cina, menyatakan “menjelang abad ke-7 M seorang Arab pernah menjadi pemimpin pemukiman Arab Muslim di pesisir Barat Sumatera. Beberapa orang Arab ini melakuakan kawin campur dengan penduduk pribumi sehingga kemudian membentuk sebuah komunitas Muslim” (Azra, 2002:27).

Dalam historigrafi tradisional, seperti dalam Hikayat Raja-Raja Pasai (1350 M), disebutkan bahwa Syaikh Ismail datang dari Mekkah melalui Malabar menuju Pasai dan mengislamkan raja Pasai Merah Siluyang kemudian bergelar Malik al Shalih. Dalam Sejarah Melayu (1500 M) menerangkan tentang Parameswara penguasa Malaka, diislamkan oleh Sayyid Abd al-Aziz seorang Arab yang berasal dari Jedah, setelah menganut agama Islam, Parameswara bergelar Sultan Muhammad Syah. 

Kemudian dalam Hikayat Merong Mahawangsa menjelaskan bahwa penguasa Kedah Phra Ong Mahawangsa, para menteri dan rakyatnya diislamkan oleh Syaikh Abd Allah Yamani yang datang dari Mekkah. Setelah menganut agama Islam Phra Ong Mahawangsa bergelar Muzafah Syah. Jelas sekali dalam pengislaman di wilayah jalur pelayaran dan perdagangan internasional” (Hamka, 1963, hlm. 17). Demikian Azra (2002, hlm. 31) mengungkapakan empat hal yang disampaiakn historiografi tradisional yang berkaitan dengan Islamisasi di Indonesia yaitu :
  • Islam Indonesia dibawa langsung dari tanah Arab.
  • Islam diperkenalkan oleh para guru atau juru dakwah yang profesional.
  • Yang pertama kali masuk Islam berasal dari kalangan penguasa.
  • Sebagian besar juru dakwah itu datang ke Indonesia pada abad ke-12 M dan abad ke-13 M, walaupun sejak abad ke-1 H atau abad ke-7 M sudah ada orang Indonesia yang menganut agama Islam, tetapi masih dalam taraf pengenalan dan baru pada abad ke-12 s/d abad ke-16 pengaruh Islam di Indonseia tamapak lebih jelas dan meluas.

Dari keterangan di atas dapat dipahami, argumentasi dalam teori Arab lebih menekankan pada peranan kaum Muslim Arab sendiri yang melakuakn Islamisasi baik karena adanya motif ekonomi, sosial-budaya maupun politik.

3. Teori Cina
Teori ini menyatakan bahwa Islam datang bukan dari Timur Tengah, Arab maupun Gujarat ataupun India tetapi dari daratan Cina, dimana pada abad ke-9 M banyak orang Muslim Cina di Kanton dan wilayah Cina Selatan yang mengungsi ke Jawa, sebagian ke Kedah dan Sumatera karena “pada masa pemrintahan Huan Chou terjadi penumpasan terhadap penduduk Kanton dan wilayah Cina Selatan yang mayoritas pendudknya beragama Islam” (Alqurtuby, 2003, hlm. 215).

Memang tidak dapat dipungkiri penagruh Cina sangat kental dalam arsitektur pada Masjid kuno di Demak, Banten. Selain itu perlu diketahui juga “pada abad ke-8 M s/d 11 M sudah ada pemukiman Arab Muslim di wilayah Cina dan di Campa yang memnag sudah mengadakan hubungan perdagangan dengan Indonesia” (Yusuf, 2006, hlm.42).

Pada teori Cina ini telah menunjukkan bahwa berdasarkan fakta sejarah dengan artefak-artefak yang antara alin terdapat arsitektur Masjid, juga memberikan gambaran hubungan antara Cina dan wilayah Indonesia memang sudah terjalin sebelum abad ke-7 M dan berdasarkan beberapa catatan sejarah, Raden Fatah sebagai sultan yang berperan dalam penyiaran agama Islam adalah keturunan Cina yang mempunyai nam Cina Jin Bun, Sunan Ampel atau Raden Rahmat nama Cinanya Bong Swi Hoo (de Graaf, 1998, hlm. Vii). Jadi teori ini memberikan juga gambaran bahwa Islam pun kemungkinan besar bersal dari daratan Cina.

4. Teori Persia
Dalam teori ini lebih menekankan pada Islam masuk ke Indonsia abad ke-13 dan pembawanya berasal dari Persia (Iran). Dasar teori ini adalah kesamaan budaya Persia dengan budaya masyarakat Islam Indonesia. Yang diungkapakan oleh Hosein Djajadininggrat (1963, hlm. 102) menyatakan bahwa :

“Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-13 M di Sumatera yang berpusat di Samudera Pasai, pembawanya bersal dari Persia (Iran) dengan argumentasinya adanya persamaan budaya yang berkembang dikalangan masyarakat Indonesia dengan budayua yang ada di Persia seperti adanya peringatan 10 Muhram atau Asyura yang merupakan tradisi yang berkembang dalam masyarakat Syiah untuk memperingati hari kematian Hasan dan Husein cucu Nabi Muhammad. Di Sumatera Barat peringatan tersebut disebut dengan upacara Tabuik/Tabut. Sedangkan di pulau Jawa ditandai dengan pembuatan bubur Syuro. Kemudian adanya persamaan antara ajaran al-Hallaj, tokoh sufi Iran Syeikh Siti Jenar”.

Teori ini ditunjang dengan pendapat Mueas dalam Boekhari (1971, hlm. 22) yang menyatakan 
“pada abad ke-5 M, pada masa raja-raja Sasanid, banyak orang-orang Persia dan ulamanya sperti Tajuddin al-Syirazi dan Syyaid Syarif al-ashbahani yang berada di Aceh dan kata Pasai bersal dari kata Persia”. 

Sebagaimana pendapat dari Pijnapel mengatakan bahwa Islam di indonesia, “disamping dari Arab juga mendapat pengaruh dari Persia, dengan bukti adanya jalur perdagangan dari Teluk Persia ke Pantai Barat India dan terus menuju kawasan Asia Tenggara melalui selat Malaka” (Boekhari. 1971, hlm. 21).

Menyimak uraian di atas, dapatlah dipahami bagaimana masing-masing para sejarawan menyimpulkan dengan teori-teori yang dikemukakannya lebih banyak merefleksikan argumentasinya pada masalah masuknya Islam di Indonesia sebagai akibat dari adanya hubungan antara para pedagang Arab, India, Cina, Persia, yang didukung oleh letak geografis Indonesia yang sangat strategis sebagai jalur pelayaran dan perdagangan antar pedagang anatar pedagang tersebut, yang lebih terfokuskan pada wilayah ujung Barat dan Timur Sumatera karena daerah ini sebagai kota bandar yang harus disinggahi lebih dahulu sebelum selat Malaka menuju kawasan Asia Timur terutama daratan Cina.

Tentu keempat teori tersebut masing-masing memliki kebenaran dan kelemahannya. Dengan berbagai deskripsi yang dipaparkan maka Islam masuk ke Indonesia dengan jalan damai pada abad ke-7 dan mengalami perkembangannya pada abad ke-13 sebagai kekuatan politik. Yang memegang peranan dalam penyebarannya adalah para pedagang bangsa Arab, Persia dan Gujarat (India) dan para pedagang Cina yang sudah memeluk ajaarn Islam.

Saluran-saluran Penyebaran Agama Islam Di Indonesia
Agama Islam merupakan agama mayoritas di Indonesia. Masyarakat muslim Indonesia saat ini tumbuh menjadi salah satu komunitas muslim terbesar di dunia. Agama Islam masuk ke Indonesia melalui cara-cara damai. Oleh karena itu, ajaran Islam cepat berkembang ke seluruh pelosok Nusantara tanpa menimbulkan pertentangan yang berarti. Dalam menyebarkan Islam, para ulama tidak langsung membuang kebiasaan-kebiasaan lama yang bertentangan dengan agama Islam. Mereka mengubah niat dan perbuatan tradisi lama dengan nafas Islam sehingga budaya lama tidak hilang sama sekali.

Lalu, saluran dan cara apa yang digunakan oleh penyebar agama Islam sehingga agama ini diikuti oleh masyarakat secara luas? Masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan Islam di Indonesia dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:
  1. PERDAGANGAN : Jalinan hubungan perdagangan antara Indonesia dengan para pedagang Islam dari Arab, Persia, dan India telah terjalin sejak abad ke-7 Masehi. Di samping berdagang, pada pedagang Islam tersebut juga menyampaikan dan mengajarkan agama dan budaya Islam kepada orang lain, termasuk kepada orang-orang Indonesia. Kemudian banyak pedagang dari Indonesia yang memeluk Islam dan mereka turut menyebarkan ajaran agama Islam kepada masyarakat.
  2. PERKAWINAN : Para pedagang yang melakukan kegiatan perdagangan dalam waktu yang lama memungkinkan mereka berinteraksi dengan penduduk setempat. Perkawinan antara putri pribumi dengan ulama atau pedagang Islam, antara lain pernikahan Sunan Ampel dengan Nyai Manila, pernikahan Sunan Gunung Jati dengan Putri Kawunganten, dan sebagainya. Selanjutnya, putra hasil pernikahan tersebut ikut mendukung proses syiar agama Islam di Kepulauan Nusantara.
  3. KESENIAN : Penyebaran agama Islam melalui kesenian dilakukan, antara lain melalui seni wayang kulit, seni tari, seni ukir, dan seni musik. Para penyebar Islam menciptakan seni kaligrafi, seni sastra, dan lagu-lagu dolanan untuk menarik minat penduduk agar memeluk agama Islam. Seni gamelan dan wayang kulit digunakan oleh Sunan Bonang untuk mengumpulkan massa kemudian mereka diberi nasehat-nasehat agama Islam. Cara ini tidak membuat masyarakat dipaksa dan mereka secara sadar mempelajari agama Islam.
  4. POLITIK : Pengaruh kekuasaan seorang raja sangat besar peranannya dalam proses Islamisasi Nusantara. Ketika seorang raja memeluk Islam, maka rakyatnya akan mengikuti tindakan raja tersebut. Setelah tersosialisasinya agama Islam, maka kepentingan politik mulai dilaksanakan dengan perluasan wilayah kerajaan yang diikuti dengan penyebaran agama Islam. Contohnya Sultan Demak mengirimkan pasukannya untuk menduduki wilayah Jawa Barat dan memerintahkan untuk menyebarkan agama Islam di sana.
  5. PENDIDIKAN : Peran ulama, guru-guru, ataupun para kyai juga memiliki fungsi yang cukup penting dalam penyebaran agama dan kebudayaan Islam. Mereka mendirikan pondok-pondok pesantren sebagai sarana penyebaran agama Islam melalui pendidikan. Contoh pondok pesantren yang digunakan untuk menyebarkan agama Islam pada masa perkembangan Islam adalah Pondok Pesantren Ampel Denta di Surabaya yang didirikan oleh Raden Rahmat (Sunan Ampel) dan Pondok Pesantren di Giri Kedaton yang didirikan oleh Sunan Giri di Gresik, Jawa Timur.
  6. TASAWUF : Salah satu saluran Islamisasi yang tak kalah pentingnya adalah tasawuf. Tasawuf adalah pengajaran agama Islam yang disesuaikan dengan alam pikiran masyarakat setempat. Para ahli taswuf hidup dalam kesederhanaan. Mereka selalu berusaha menghayati kehidupan masyarakat dan hidup di tengah-tengah masyarakat. Para ahli tasawuf yang mengajarkan agama Islam antara lain Hamzah Fansuri dari Aceh dan Sunan Panggung dari Jawa.

Faktor-faktor yang Memudahkan Islam Diterima oleh Masyarakat Indonesia
Meskipun agama Hindu-Budha telah berkembang dan mengakar dalam kehidupan masyarakat Indonesia selama 600 – 700 tahun sebelum kedatangan Islam, namun penyebaran agama Islam di Nusantara berlangsung dengan lancar, bahkan dengan mudah dapat diterima oleh masyarakat Indonesia.

Banyak faktor pendukung yang memudahkan agama Islam diterima oleh masyarakat Indonesia, diantaranya adalah :
  • Persyaratan masuk Islam sangat mudah, cukup dengan mengucapkan dua kalimat syahadat
  • Pelaksanaan ibadah sederhana dan murah
  • Agama Islam tidak mengenal pembagian kasta, sehingga bisa diterima oleh seluruh lapisan masyarakat
  • Aturan-aturannya fleksibel dan tidak memaksa
  • Penyebarannya dilakukan secara damai
  • Runtuhnya Majapahit pada akhir abad ke-15
  • Masuk melalui Gujarat, India dan mendapat pengaruh Hindu & tasawuf sehingga pemahamannya mudah
  • Para penyebar Islam menunjukkan sikap teladan serta pandai menyesuaikan diri dalam masyakarat
  • Setelah berdirinya kerajaan Islam di Nusantara, para rajanya berperan aktif dalam menyebarkan Islam kepada rakyatnya.


Daftar pustaka
  • Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto, Sejarah Nasional Indonesia III.-Drs. R. Soekmono (1973) Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 3. ISBN
  • Hasjmy. 1990. Sejarah Kebudayaan Islam di Indonesia. Jakarta: Bulan Bintang.-Muljana, Slamet. 2008. Runtuhnya Kerajaan Hindu- Jawa. Yogyakarta: PT. LKIS Pelangi Aksara.-Suryanegara, Ahmad Mansur. 1996. Menemukan Sejarah. Bandung: Mizan-Wahab, Rochidin. 2004. Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia. Bandung: Alfabeta.
  • wikipedia.org
  • komunitaspecintasejarah.com
  • Buku Sejarah SMA kelas XI penerbit erlangga.
  • Makalah tugas Masuknya islam diindonesia

13 Januari 2015

Sistem Politik Pintu Terbuka

Undang-Undang Agraria 1870

Latar Belakang Dikeluarkannya Undang - Undang Agraria 1870

Sesudah tahun 1850, di negeri Belanda telah terjadi perubahan politik dengan tampilnya kaum Liberal di dalam pemerintahan. Kemenangan kaum Liberal teresbut berpengaruh pula terhadap kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah Belanda, baik yang berhubungan dengan kebijakan politik, ekonomi, maupun sosial. Kebijakan ini tidak hanya berlaku di negeri Belanda, tetapi juga di daerah jajahan.

Dengan adanya kebijakan baru yang dikeluarkannya oleh pemerintah Belanda saat itu, sejak tahun 1870-1900, Indonesia menjadi daerah yang terbuka bagi para penanam modal asing, khususnya para penanam modal swasta Barat, seperti Belanda, Inggris, Perancis, dan Amerika Serikat. Mereka berdatangan ke Indonesia untuk menanamkan modalnya. Mereka membuka perkebunan-perkebunan, seperti kopi, teh, tebu, dan kina di Pulau Jawa dan Sumatera Timur.

Sejalan dengan perubahan yang terjadi di negeri Belanda dan dunia, maka pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan Undang-Undang Agraria 1870.

Tujuan Diberlakukannya Undang - Undang Agraria 1870
Tujuan diberlakukannya Undang-Undang Agraria 1870 adalah sebagai berikut:
  • Melindungi petani-petani di tanah jajahan agar terjaga hak-hak miliknya atas tanah terhadap usaha penguasaan oleh orang-orang asing.
  • Memberikan peluang kepada para penguasa asing untuk menyewa tanah dari rakyat Indonesia.

Tujuan Undang-Undang tersebut, memang menjajikan bagi rakyat Indonesia. Namun, sebenarnya Undang-Undang tersebut bukan milik rakyat Indonesia, melainkan milik penjajah. Rakyat tetap menderita karena yang menikmati keuntungan adalah penguasa.

Dalam Undang-Undang Agraria juga diatur tentang pembagian golongan tanah, yaitu:
  • Golongan tanah milik negara, yaitu tanah yang secara tidak langsung menjadi hak milik pribumi, seperti hutan-hutan dan tanah yang berada di luar milik desa dan penduduknya.
  • Golongan tanah milik pribumi, semua sawah, ladang, dan sejenisnya.
  • Tanah. Tanah milik pemerintah dapat disewa oleh kaum penguasa selama 75 tahun, sedangkan tanah milik penduduk dapat disewa selama lima tahun dan ada pula yang dapat disewakan selama 30 tahun. Sewa-menyewa antara pemilik dilaksanakan berdasarkan perjanjian sewa - menyewa (kontrak) dan harus didaftarkan kepada pemerintah.

Isi Undang-Undang Agraria 1870
Adapun pokok-pokok isi dari Undang-Undang Agraria yaitu sebagai berikut :
  • Pribumi diberikan hak atas tanah dan boleh menyewakannya kepada pihak swasta.
  • Pengusaha dapat menyewakan tanah kepada gubernurmen selama 75 tahun.


Politik Pintu Terbuka
Paham kebebasan liberalisme mulai tumbuh subur di Eropa dan dianggap sebagai paham yang paling sesuai untuk diterapkan oleh negara-negara yang menjunjung tinggi kebebasan. Liberalisme muncul sebagai sikap pendobrakan terhadap kekuasaan absolut dan didasarkan atas teori rasionalistis yang umum dikenal sebagai Social Contract. 

Menurut Siswanto (2004: 262) bahwa salah satu asas dari gagasan kontrak sosial ini adalah bahwa dunia dikuasai oleh hukum yang timbul dari alam (nature), yang mengandung prisip-prinsip keadilan universal; artinya berlaku untuk semua waktu serta semua manusia (Natural Law). 

Teori-teori kontrak sosial merupakan usaha mendobrak dasar dari pemerintahan absolut, dan berusaha menetapkan hak-hak politik rakyat. Bagi John Locke, hak-hak politik mencakup hak atas hidup, hak atas kebebasan dan hak untuk mempunyai milik (life, liberty and property).

Menurut Ramadhan (2006) bahwa gagasan ekonomi liberal didasarkan pada sebuah pandangan; setiap individu harus diberi akses seluas mungkin untuk melakukan kegiatan-kegiatan ekonominya, tanpa ada intervensi dan campur tangan dari negara. Atas dasar itu, campur tangan negara tidak diperlukan lagi.

Pada politik kolonial liberal di Indonesia tidak terlepas dari perubahan politik Belanda. Pada tahun 1850, golongan liberal di negeri Belanda mulai memperoleh kemenangan dalam pemerintahan. Kemenangan itu diperoleh secara mutlak pada tahun 1870, sehingga tanam paksa dapat dihapuskan. Mereka berpendapat bahwa kegiatan ekonomi di Indonesia harus ditangani oleh pihak swasta. 

Pemerintah hanya mengawasi saja, yaitu hanya sebagai polisi penjaga malam yang tidak boleh campur tangan dalam bidang ekonomi. Sistem ini akan menumbuhkan persaingan dalam rangka meningkatkan produksi perkebunan di Indonesia. Dengan demikina pendapatan negara juga akan bertambah.

Untuk mewujudkan sistem tersebut, pada tahun 1870 di Indonesia dilaksanakan politik kolonial liberal atau sering disebut “politik pintu terbuka” (open door policy). Sejak saat itu pemerintahan Hindia Belanda membuka Indonesia bagi para pengusaha swasta asing untuk menanamkan modalnya, khususnya di bidang perkebunan. 

Pelaksanaan sistem liberal ini ditandai dengan keluarnya Undang-Undang De Waal, yaitu Undang-undang Agraria dan Undang-Undang Gula. Undang-Undang Gula (Agrarische Wet) menjelaskan bahwa semua tanah di Indonesia adalah milik pemerintah kerajaan Belanda. Oleh karena itu, pihak swasta boleh menyewanya dalam jangka waktu antara 50 sampai 75 tahun di luar tanah-tanah yang digunakan oleh penduduk untuk bercocok tanam. 

Dalam Undang-Undang Gula (Suiker Wet) ditetapkan, bahwa tebu tidak tidak boleh diuangkut ke luar Indonesia tetapi harus diproses didalam negeri. Pabrik gula milik pemerintah akan dihapus secara bertahap dan diambil alih oleh pihak swasta. Pihak swasta juga diberi kesempatan yang luas untuk mendirikan pabrik gula baru (Swanto, dkk., 1997 :29).

Hal ini nampaknya juga masih tak lepas dari teori-teori mazhab klasik, antara lain terlihat pada:
Keberadaan pemerintah Hindia Belanda sebagai tuan tanah, pihak swasta yang mengelola perkebunan swasta sebagai golongan kapitalis, dan masyarakat pribumi sebagai buruh penggarap tanah.

Prinsip keuntungan absolut : Bila di suatu tempat harga barang berada diatas ongkos tenaga kerja yang dibutuhkan, maka pengusaha memperoleh laba yang besar dan mendorong mengalirnya faktor produksi ke tempat tersebut.
Laissez fairelaissez passer, perekonomian diserahkan pada pihak swasta, walau jelas, pemerintah Belanda masih memegang peran yang besar sebagai penjajah yang sesungguhnya.

Pengaruh Politik Liberal Bagi Indonesia
Terbukanya Indonesia bagi swasta asing berakibat munculnya perkebunan-perkebunan swasta asing di Indonesia seperti perkebunan teh dan kina di Jawa Barat, perkebunan tembakau di Deli, perkebunan tebu di Jawa Tengah dan Jawa Timur, dan perkebunan karet di Serdang. 

Selain di bidang perkebunan, juga terjadi penanaman modal di bidang pertambangan batu bara di Umbilin. Menurut Swanto, dkk. (1997) pengaruh gerakan liberal terhadap Indonesia secara umum adalah :
  • Tanam paksa dihapus.
  • Modal swasta asing mulai ditanamkan di Indonesia.
  • Rakyat Indonesia mulai mengerti akan arti pentingnya uang.
  • Usaha kerajinan rakyat terdesak oleh barang impor.
  • Pemerintah Hindia Belanda membangun sarana dan prasarana.
  • Hindia Belanda menjadi penghasil barang perkebunan yang penting.

Pelaksanaan politik kolonial liberal ternyata tidak lebih baik dari pada tanam paksa. Justru pada masa ini penduduk diperas oleh dua pihak. Pertama oleh pihak swasta dan yang kedua oleh pihak pemerintah. 

Pemerintah Hindia Belanda memeras penduduk secara tidak langsung melelui pajak-pajak perkebunan dan pabrik yang harus dibayar oleh pihak swasta. Padahal, pihak swasta juga ingin mendapat keuntungan yang besar. Untuk itu, para buruh diibayar dengan gaji yang sangat rendah, tanpa jaminan kesehatan yang memadai, jatah makan yang kurang, dan tidak lagi mempunyai tanah karena sudah disewakan untuk membayar hutang.

Disamping itu, para pekerja perkebunan diikat dengan sistem kontrak, sehingga mereka tidak dapat melepaskan diri. Mereka harus mau menerima semua yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Mereka tidak berani melarikan diri walaupun menerima perlakuan yang tidak baik, karena mereka akan kena hukuman dari pengusaha jika tertangkap. 

Pihak pengusaha memang mempunyai peraturan yang disebut Poenale Sanctie (peraturan yang menetapkan pemberian sanksi hukuman bagi para buruh yang melarikan diri dan tertangkap kembali). Keadaan yang demikian ini menyebabkan tingkat kesejahteraan rakyat semakin merosot sehingga rakyat semakin menderita (Swanto, dkk., 1997 : 29-30).

Jadi, pada masa tanam paksa rakyat diperas oleh pemerintah Hindia Belanda, sedangkan pada masa politik pintu terbuka rakyat diperas baik pengusaha swasta maupun oleh pemerintah. Walaupun pemerintah melakukannya secara tidak langsung. 

Kekuatan liberal mendesak pemerintahan kolonial melindungi modal swasta dalam mendapatkan tanah, buruh, dan kesempatan menjalankan usaha atau perkebunan. Negara menjadi pelayan modal lewat dukungan infrastruktur dan birokrasi, dengan menelantarkan pelayanan masyarakat. 

Dengan demikian politik kolonial liberal yang semula menghendaki liberalisasi tanah jajahan lalu berkembang menjadi bagaimana mengatur tanah jajahan untuk memperoleh uang (Wiharyanto, 2006 :128).

Akibat dan Pengaruh Politik Pintu Terbuka terhadap Perubahan Masyarakat di Indonesia
Masuknya politik liberal yang disebabkan oleh gelombang liberalisme Eropa pada 1840-an, kekuatan liberal Belanda, didukung pemilik modal dan kelas menengah, meraih kekuasaan di negeri sendiri, lalu mengontrol perekonomian Hindia Belanda.  Berkredo "kebebasan usaha, kebebasan kerja, dan pemilikan pribadi", kekuatan liberal mendesak pemerintahan kolonial melindungi modal swasta dalam mendapatkan tanah, buruh, dan kesempatan menjalankan usaha atau perkebunan. 

Negara menjadi pelayan modal lewat dukungan infrastruktur dan birokrasi, dengan menelantarkan pelayanan masyarakat (Latif, 2007). Kaum liberal memandang Hindia Belanda sebagai ladang pihak swasta sehingga dapat menimbulkan akibat-akibat, diantaranya :

  • Timbulnya urbanisasi.  Hal ini dapat terjadi karena rakyat yang sudah tidak mempunyai tanah, pergi ke kota untuk mencari kehidupan dengan bekerja pada pabrik-pabrik yang telah didirikan oleh pihak swasta maupun pemerintah.
  • Penduduk kota semakin bertambah padat.
  • Timbulnya kaum buruh.
  • Rakyat pedesaan mulai mengenal uang.
  • Barang kerajinan rakyat terdesak oleh barang impor.
  • Tanah perkebunan semakin luas (Swanto,dkk.,1997:30).

Bagi bangsa Indonesia, liberalisme jelas merupakan ideologi yang dapat mengancam kelangsungan kebangsaan Indonesia karena secara material, di dalamnya terkandung nilai-nilai sosial-politik yang tidak sesuai dan bertentangan dengan sikap politik bangsa Indonesia dalam mewujudkan cita-cita, berlandaskan Pancasila dan UUD 1945. 

Gerakan globalisasi dengan ideologi liberalismenya secara material adalah upaya sistematis taktis dari negara Barat yang diarahkan untuk meruntuhkan kesepakatan politik bangsa Indonesia dalam memandang hakikat nation state.

Menurut Soedjendro (2006) nilai-nilai sosial-politik ideologi liberalisme yang bersifat ekstrem dan bertentangan dengan ideologi Pancasila tersebut adalah: 
  1. Ideologi liberalisme menawarkan prinsip kebebasan individual secara mutlak, tidak berpijak pada nilai-nilai moral, kesusilaan, dan keadilan sosial.
  2. Ideologi liberalisme menghendaki adanya sistem pengelolaan perekonomian secara bebas dan tidak menghendaki adanya keterlibatan negara (pemerintah) dalam menciptakan kesejahteraan sosial-ekonomi rakyat. 
  3. Ideologi liberalisme menganut sistem nilai demokrasi yang menggunakan ukuran pembenaran berdasarkan kebutuhan diktator mayoritas, sehingga untuk mencapainya cukup dengan ukuran 50% ditambah 1 selesai. Namun demokrasi yang dicita-citakan ideologi Pancasila tidak bisa atau tidak cukup dengan hanya 50% ditambah 1 tetapi harus melalui musyawarah untuk merumuskan sebuah keputusan dalam perspektif kepentingan bersama yang berkeadilan.


Walaupun zaman Hindia Belanda diawali dengan harapan - harapan besar mengenai keunggulan sistem liberal dalam meningkatkan perkembangan ekonomi kolonial sehingga menguntungkan kesejahteraan rakyat Belanda maupun rakyat Indonesia, namun pada akhir abad ke-19 sudah nyata bahwa rakyat Indonesia sendiri tidak mengalami tingkat kemakmuran yang lebih baik daripada masa yang lampau (Poesponegoro dan Notosusanto, 1993 : 124).

Pada waktu penerapan sistem politik pintu terbuka, tanah milik pemerintah dan milik penduduk yang dimanfaatkan oleh partikelir membuat perjanjian dengan pihak pemerintah dan penduduk untuk melakukan kontrak atau sewa tanah. Sewa tanah dilakukan atas kesepakatan kedua belah pihak.

Bagaimanakah pihak partikelir memanfaatkan tanah-tanah tersebut? Pihak-pihak partikelir memanfaaatkan tanah-tanah tersebut untuk dijadikan areal perkebunan-perkebunan besar yang dapat memberi keuntungan bagi kaum sawasta Belanda. Kekayaan bumi Indonesia berupa hasil produksi perkebunan dan pertambangan mengalir ke Belanda. Belanda menjadi pusat perdagangan dari tanah sedangkan bagi rakyat Indonesia, dengan adanya penanaman modal swasta tersebut justru menimbulkan kemiskinan dan rendahnya kesejahteraan penduduk serta ketidakberdayaan.


KESIMPULAN DAN PENUTUP

Kesimpulan
Pada periode tahun 1870-1890, pemerintah Kolonial Belanda melaksanakan politik pintu terbuka, artinya Indonesia terbuka bagi penanam modal swasta barat. Untuk pertama kalinya dalam sejarah kolonial di Indonesia, pihak swasta mendapat kesempatan untuk membuka dan melakukan kegiatannya di Indonesia. Hal ini telah memberi peluang bagi para pengusaha asing untuk mendirikan perkebunan besar. Peluang tersebut berhasil dimanfaatkan kaum Liberal untuk membuka tanah jajahan bagi perkembangan ekonomi Hindia Belanda.

Dengan masuknya pihak swasta asing menanamkan modalnya di Hindia Belanda, perekonomian rakyat mulai dikendalikan oleh kelompok swasta asing tersebut. Kekayaan alam mulai terkuras oleh para penanam modal, sedangkan rakyat Indonesia hanya menikmati kemakmurannya sebagai buruh dan kuli kontrak di perkebunan-perkebunan. 

Pihak partikelir memanfaatkan tanah-tanah milik pemerintah kolonial dan milik penduduk untuk dijadikan sebagai areal perkebunan-perkebunan besar yang dapat memberikan keuntungan bagi kaum swasta Belanda dan pemerintah kolonial Belanda. Kekayaan bumi Indonesia berupa hasil produksi perkebunan dan pertambangan mengalir ke Belanda. Belanda menjadi pusat perdagangan dari tanah sedangkan bagi rakyat Indonesia, dengan adanya penanaman modal swasta tersebut justru menimbulkan kemiskinan dan rendahnya kesejahteraan penduduk serta ketidakberdayaan.

Penutup
Demikianlah penyajian materi pada makalah ini, semoga bermanfaat dan dapat menambah wawasan bagi pembaca sekalian. Mohon maaf jika dalam penyajian makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Saran dan kritik yang membangun selalu kami nantikan guna perbaikan di kemudian hari. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih


Daftar Pustaka

-Poesponegoro, Djoned Marwati, dan Notosusanto, Nugroho. 1993. Sejarah Nasional Indonesia IV. Jakarta : Balai Pustaka
-Vlekke,H.M.Bernard, Nusantara Sejarah Indonesia, Jakarta:Kepustakaan Populer Gramedia,2010.
-Kartodirjo Sartono, Pengantar Sejarah Indonesia Baru: 1500-1900 dari Emporium Sampai Imperium, Jakarta:PT Gramedia.1987.
-wikipedia.org
Sumber: komunitaspecintasejarah.blogspot.com

Presiden Pertama Singapura Adalah Orang Indonesia

Presiden Pertama Singapura Adalah Orang Indonesia

Assalamualaikum wr wb,
apa kabar sahabat blogger, semoga kalian semua senantiasa sehat dan selalu dalam lindungan allah, amin yarobbal alamiin, pada kesempatan kali ini gua akan membagi fakta-fakta sejarah yang mungkin ada dari sebagian sobat belum mengetahuinya.

okee langsung simakkkkk gannn. haha

Jika Presiden Indonesia berasal dari Indonesia, itu merupakan hal yang wajar dan lumrah tentunya. Namun, jika orang Indonesia menjadi Presiden di negri lain, itu ialah hal yang luar biasa. Tapi, ini memang benar, dari FAKTA yang ada.

Yusuf bin Ishak adalah pria yang lahir pada 12 Agustus 1910 di Padang Gajah, Trong, sekitar 18 km dari Taiping, Perak. Beliau merupakan anak sulung dari sembilan bersaudara. Yusuf bin Ishak menjadi presiden pertama Singapura sekaligus presiden satu-satunya hingga kini yang berasal dari keturunan Melayu. Ayah beliau adalah orang Minangkabau sedangkan ibunya dari Langkat Sumatra Utara. Ayahnya yang bernama Ishak Bin Akhmad, beliau adalah Direktur Bertindak Perikanan, Straits Settlements dan Negara Federasi Melayu.

Yusof menerima pendidikan awal di sekolah Melayu di Kuala Kurau, Perak. Ia kemudian dipindahkan ke Sekolah Melayu di Taiping Pada tahun 1921, ia memulai Studi Bahasa Inggris nya di King Edward VII Sekolah, Taiping. Ketika ayah nya telah pindah ke Singapura pada tahun 1923, Yusof didampingi orang tuanya dan belajar di bekas Sekolah Jembatan Victoria sampai dengan Desember 1923.

Pada 3 Desember 1959, Yusof dilantik sebagai kepala negara (Yang di-Pertuan Negara) Singapura. Ia merupakan warga negara Singapura yang pertama kali memegang jabatan tersebut. Pada 9 Agustus 1965, tatkala Singapura keluar dari Federasi Malaysia dan merdeka, status beliau berubah menjadi presiden negara kepulauan tersebut hingga tahun 1970, ketika Yusof meninggal. Wajah Yusof diabadikan pada pecahan-pecahan uang kertas Singapura.

Andai saja beliau masih hidup dan masih menjabat, akan menjadi moment yang sangat menarik untuk diliput ketika beliau melakukan kunjungan ke Indonesia. atau mungkin pertemuan yang dihadiri olehnya, Barrack Obama, dan Joko widodo, perbincangan pun akan semakin seru dan panjang karena ketiga kepala negara ini dengan asiknya berbincang menggunakan bahasa Indonesia. :D



Sumber : Wikipedia.org

09 Januari 2015

"RADIO" - Materi Stand Up gua (maaf klo garing)


Haii sobat blogger dimanapun berada, kali ini gua akan berbagi pengalaman "open mic" gua yg kesekian kalinya. (padahal baru 2x) 
Pertama kali stand up tuh rasanya gak karu - karuan, gugub, megang mic tangan serasa gemetar (untung gua cwo, klo cewe yg megang mic pasti langsung ngebayanginnnnn,, ah sudahlah), keringetan, panas dingin, DLL-dan lupa lagi.

Oke langsung aja. 

4 hari sebelum tampil kita para komic sudah diberi kesempatam memilih 1 materi dari 2 pilihan, oke sipppp. gua sudah membuat materi yang dikerjakan sehari semalam begadang menghapal dan memahami berulang-ulang. tiba-tiba cinderela pun tiba dengan kreta kencana, bukaaaaaaan,, bukan itu maksut gua, tiba-tiba kami dikerjain panitia, yg tdnya milih tema A disuruh nampilin tema B begitu juga sebaliknya. pikiran gua terguncang, satu jam tersisa sebelum penampilan ini gua habiskan untuk melamun dengan tatapan hampa, hati kacau, perut kosong ehh sorry klo yg ini emg gua blum makan. 

gua bingung apakah akan kabur seperti yg gua lakuin sebelum2nya, ataukah tetap maju dengan segala resiko yg akan terjadi. ditengah kebingungan ini gua akhirnya bisa tertawa, ternyata orang2 di kanan kiri sama halnya seperti yg gua rasaaa, hahahahaha gua jd inget kata2 wendi, itu tuhhhh jebolan SUCI4 muka kriminal, gmna gak kriminal materi sering berisi judi togel dan BEGAL!!!!! :D 

Oke saat nya gua tampil, ehhhh tunggu dulu woyy, maen tampil-tampil aja, trus apa kata-kata wendi yg lo inget tadi???? oh iya yaaa, gini katanya: ''pertama kali gua stand up, woyyy PECAHHHHH. palak gua" iya wen sama, palak gua juga udh retakkkk ini. StandupComedi yg Pecah berawal dari pecah kepala. ok,

Gua sdh berada d panggung, hampir gemetar, keringat hampir bercucuran yakkkk jebrettttttt GOALLLL!! astafirullohh, yg kaya beginian aja lo baca! (Opening) <<>>

"Begini kejadiannya"

Selamat sore, 
Perkenalkan nama gua tomi.
pada sore hari ini gua kecewa,, kenapa?? karena gua kesini cuma minta Tivi malah dikasih Radio, gak modal amat ya panitia. maaf panitia gua becanda klo kalian serius ya gpp tolong LCD 24 in kirim ke kosan, hahaha

Tema radio.
Mau ngomong apa lg gua yaaa?? hahaha (cengengesan gak jelas)

BIT I
Ngomong-ngomong soal radio.
radio itu benda antik dan tidak berbahaya, tp kalo sudah diaktipkan berubah jadi sangat berbahaya, RADIOAKTIF iya radioaktif. (penonton ada yg diam dan ada yg ketawa gak iklas, sakit bro rasanya).

BIT II
klo diingat2, ada sebuah kejadian memalukan yg gua alami karena radio, kejadiannya begini : 
"dulu kira-kira klas 1 smp. 
Gua baru pertama kali megang Hp.
Waktu itu teman nya bokap maen ke rumah, trus mereka keluar dan kebetulan hp nya ditinggal karena sedang di charger. 
Saking seneng nya, gue otak atik tuh hp dan ketemu radio, tiba-tiba pas gue klik keluar bunyi grosak grosek gk jelas, , ,
berisik bangget, , ,
gue panik !!!!!!!!
gue gk bisa. soalnya ini pertama kalinya gua megang hp. 
Waktu itu dirumah gk ada siapa-siapa, gua bingung setelah 15 menit gua coba gk bisa juga, akhirnya gua pergi kerumah tetangga! 

"Ada apa? kok hpnya grosak2 gitu" kata tetangga gua
gak tau mbak, ini gua gk bisa matiinnya
"hahaaha ohhh sini hpnya mbk liat". 
ini mbak hp nya.

tetangga gue cuma mencet satu tombol ditengah, tek. udah, 
udah, UDAH GITU DOANG??????? 
gue cuma diam berdiri, 
pengennya sih lari tapi takut dibilang gk tau terimakasih,,, 
gue pun bilang makasih, 
dan langsung gue pergi berlari dengan hati yang penuh dengan malu. (penonton Mulai lumayan).

BIT III
Radio juga mengingatkan gua dg hal yang menggelikan, 
gue jadi ingat wktu UN SMA. 
waktu itu ujian listening dan kebetulan pengawas sedang berada diluar ruangan. 
soal didengarkan memakai rekaman di radio / tip. 
nomer 24 selesai, 25 gua jawab asal. dan sampailah pada no 36.
ketika No 36 dibacakan, 
kuping gue rada gak denger. 
truss gua nanya sama temen gua :
  • Gua              : "Woii broo jwbn no 36 apa an sih? tdi gue telat dnger?"
  • Temen          : No 36 B.
  • Gua              : apa 36 B? 
  • Temen          : IYaaaa 36 B. "lo bolot ya? "dengan nada agak keras"
  • Pengawas    : itu yg kanan apa yg kiri??? "dgn nada tak kalah keras"
Seketika gua langsung Bengong dan terkejut. 
Sedangkan temen gua hampir pingsan dan buru2 ijin ke kamar mandi. 
gak tau mau ngapain, gak usah dibahas!!!! (penonton yg cowo mulai cengengesan).

oke Kembali keeee : "leptop kata penonton serentak"
Radio woyyyy, fokus dong, 
apa udh pingin ikutan ke kamar mandi?? hahahaha (yesss! troll berhasil

BIT IV 
Dari dulu acara diradio ini gitu2 aja gak ada perubahan, 
tanya nama, request lagu, dan salam-salam. 
kalo gua sukanya request2 lagu, 
pernah suatu saat gua request lagu diradio tapi malah dimarahin sama penyiarnya. 
ceritanya begini:
  • gua      : mas..,mas gua mau request lagu "Melinda yg cinta satu malam "versi dangdut koplo Tolong diputerin., ok mas!!!
  • Mas      : "diputerin palelo peyang!!! Kamu tau ini acara apaan?"
  • gua       : gak tau masss.
  • Mas      : asal loe tau aja yaaa!!, ini tu acara "pengajian bersama ustadz Yusuf Man- sensor-sur"
  • gua       : waduh...., ya udah mas "cinta satu malam" nya yang versi qosidah aja! hahahahaha
Closing Bit
Ada sedikit masukan dari gua, 
agar saluran radio itu banyak pendengarnya jangan segan2 untuk memberikan bonus,
request 2 lagu gratis 1 lagu misalnya, :D
trus kita juga bebas request lagu ke semua acara, 
Termasuk acara pengajian kya tadi. hehehehe.

SEKIAN.
Gua Tomi
wassalamualaikum wr wb.

Demikian lah sobbb materi yg bisa gua bagikan, maaf jika garing. 
Selain materi sebenarnya yg tak kalah penting adalah bagaimana cara kita menguasai panggung. usahakan penonton tertawa karena materi yang anda sampaikan bukan malah mentertawakan anda tanpa memikirkan apa yg anda bawakan. seperti expresi jingkrak-jingkrak yang berlebihan itu gak perlu, apalagi salto-salto sambil bilang wow. JANGANN, Jangan ya??? :D 
boleh lah asal itu alternatif terakhirrr. Intinya itu panggung anda, anda yg punya kendali. hehehe thankssss udh baca sampai akhir. wasalam

04 Januari 2015

Penghargaan Dunia Atas Kehebatan Presiden Ir Soekarno "Soekarno di Mata Dunia Internasional"

Penghargaan Dunia Atas Kehebatan Presiden Ir Soekarno "Soekarno di Mata Dunia Internasional"


Presiden Indonesia pertama yang menjabat pada periode 1945 – 1966 adalah Dr. (HC) Ir. Soekarno atau yang biasa kita kenal bung karno. Ia memainkan peranan penting untuk memerdekakan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda.

Soekarno adalah penggali Pancasila karena ia yang pertama kali mencetuskan konsep mengenai dasar negara Indonesia itu dan ia sendiri yang menamainya Pancasila. Ia adalah Proklamator Kemerdekaan Indonesia (bersama dengan Mohammad Hatta) yang terjadi pada tanggal 17 Agustus 1945.

Penandatangan Surat Perintah 11 Maret 1966 (Supersemar) yang sangat kontroversial oleh soekarno menjadi awal dari kemunduran eksistensi dirinya. Banyak versi mengenai isi dari supersmar tsb, namun hingga kini belum ada kepastian mengenai keaslian dari supersmar.

Berdasarkan versi yang dikeluarkan Markas Besar Angkatan Darat adalah menugaskan Letnan Jenderal Soeharto untuk mengamankan dan menjaga keamanan negara dan institusi kepresidenan. Supersemar menjadi dasar Letnan Jenderal Soeharto untuk membubarkan Partai Komunis Indonesia (PKI) dan mengganti anggota-anggotanya yang duduk di parlemen.

Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) menolak pertanggungjawaban soekarno pada sidang umum ke empat tahun 1967, Presiden Soekarno diberhentikan dari jabatannya sebagai presiden pada Sidang Istimewa MPRS. pada tahun yang sama dan mengangkat Soeharto sebagai pejabat Presiden Republik Indonesia.

Dalam soal "martabat bangsa", ia sosok yang berani mengatakan "tidak" di hadapan Barat. "Go to hell with your aid" adalah ungkapan terkenal Bung Karno pada Amerika yang mencoba menekan Indonesia melalui "diplomasi ekonomi".

Berikut Beberapa Penghargaan yang Tomi Journey rangkum dan akan dibagikan kepada para pembaca yang budiman.

Penghargaan Dunia Atas Kehebatan Presiden Ir Soekarno

    • Pesiden Soekarno bersama Presiden Josip Broz Tito (Yugoslavia), Gamal Abdel Nasser (Mesir), Mohammad Ali Jinnah (Pakistan), U Nu, (Birma) dan Jawaharlal Nehru (India) mengadakan Konferensi Asia Afrika yang membuahkan Gerakan Non Blok. Berkat jasanya itu, banyak negara Asia Afrika memperoleh kemerdekaannya. Namun sayangnya, masih banyak pula yang mengalami konflik berkepanjangan sampai saat ini karena ketidakadilan dalam pemecahan masalah, yang masih dikuasai negara-negara kuat atau adikuasa. Berkat jasa ini pula, banyak penduduk dari kawasan Asia Afrika yang tidak lupa akan Soekarno bila ingat atau mengenal Indonesia.
    • Semasa hidupnya, Soekarno mendapatkan gelar Doktor Honoris Causa dari 26 universitas di dalam dan luar negeri. Perguruan tinggi dalam negeri yang memberikan gelar kehormatan kepada Soekarno antara lain adalah Universitas Gajah Mada (19 September 1951), Institut Teknologi Bandung (13 September 1962), Universitas Indonesia (2 Februari 1963), Universitas Hasanuddin (25 April 1963), Institut Agama Islam Negeri Jakarta (2 Desember 1963), Universitas Padjadjaran (23 Desember 1964), dan Universitas Muhammadiyah (1 Agustus 1965). Sementara itu, Columbia University (Amerika Serikat), Berlin University (Jerman), Lomonosov University (Rusia) dan Al-Azhar University (Mesir) merupakan beberapa universitas luar negeri yang menganugerahi Soekarno dengan gelar Doktor Honoris Causa.
    • Pada bulan April 2005, Soekarno yang sudah meninggal selama 35 tahun mendapatkan penghargaan dari Presiden Afrika Selatan Thabo Mbeki. Penghargaan tersebut adalah penghargaan bintang kelas satu The Order of the Supreme Companions of OR Tambo yang diberikan dalam bentuk medali, pin, tongkat, dan lencana yang semuanya dilapisi emas. Soekarno mendapatkan penghargaan tersebut karena dinilai telah mengembangkan solidaritas internasional demi melawan penindasan oleh negara maju serta telah menjadi inspirasi bagi rakyat Afrika Selatan dalam melawan penjajahan dan membebaskan diri dari apartheid.Acara penyerahan penghargaan tersebut dilaksanakan di Kantor Kepresidenan Union Buildings di Pretoria dan dihadiri oleh Megawati Soekarnoputri yang mewakili ayahnya dalam menerima penghargaan.

Soekarno di Mata Dunia Internasional

Di Negara Adidaya.
Soekarno menjadi tamu kehormatan saat kunjungan kenegaraan nya di amerika. Pada saat itu soekarno merupakan satu-satunya presiden Indonesia yang sangat ditunggu kehadirannya oleh Negara yang besar salahsatu Negara adidaya yaitu amerika serikat.

Ketika sampai di bandara Washington DC, AS. Soekarno tidak mau turun dan menginjakkan kaki di amerika jika presiden amerika tidak menjemputnya dibawah tangga. Ini bukan tentang kesombongan, tetapi bungkarno ingin menunjukkan pada Negara besar jika bangsa yang pernah dijajah seperti Indonesia memiliki harga diri yang besar tidak tunduk pada Negara besar karena pada dasarnya semua Negara sama.
Bung Karno disambut penuh oleh pasukan AS dengan 21 kali tembakan kehormatan. Bung Karno tiba di Washington dalam rangka kunjungan selama 18 hari di AS atas undangan Presiden AS, David Dwight Eisenhower / 16 mei 1956
Presiden Sukarno dan Presiden AS, Kennedy, duduk bersama di dalam mobil terbuka, sedang melewati pasukan kehormatan di pangkalan Angkatan Udara AS, MD. Bung Karno datang ke AS dalam rangka pembicaraan masalah insiden Kuba 24 April 1961.

Bersama kaisar jepang

Presiden Sukarno menjadi tamu kehormatan Kaisar Jepang, Hirohito, dan pangeran Akihito. Bung Karno dijamu makan siang di istana kekaisaran Jepang di Tokyo














Menjadi Cover Majalah Time
Cover itu menampilkan wajah Sukarno sebagai orator ulung, pejuang kemerdekaan bagi bangsanya. Ia dilukiskan berpeci hitam dalam sapuan kuas yang begitu heroik, kuat serta berwibawa. Di belakang gambar Bung karno, tampak bendera Merah Putih tengah berkibar lengkap dengan tangan-tangan sedang yang dikepal.

Pada catatan cover yang ditulis oleh Robert Sherood itu, Sukarno digambarkan seorang pria Indonesia dengan tinggi badan 5 ft 8 in. Berwajah tampan dan pandai berpidato. Ia juga mendapat julukan si Kamus Indonesia. Topik yang diangkat majalah Time ketika itu, selain mengungkap sosok Sukarno, juga mengulas tentang situasi Indonesia saat itu.

Secara umum, publikasi majalah Time tentang sosok Sukarno ketika itu sangat mendukung dan mengangkat citra Sukarno (dan Indonesia) ke pentas dunia.


Go Internasional
Presiden Sukarno sedang bercakap-cakap dengan Presiden Kuba, Osvaldo Dorticos Torrado (kiri), dan Perdana Menteri Kuba, Fidel Castro (kanan) di Havana, Kuba
Presiden Sukarno tiba di bandara Karachi, Pakistan. Didampingi oleh Presiden Pakistan, Iskander Ali Mirza, Bung Karno tampak sedang memberi hormat, diapit oleh bendera Indonesia dan bendera Pakistan
Presiden Sukarno berdiri berdampingan dengan 4 pemimpin negara Non Blok setelah mereka selesai mengadakan pertemuan. Dari kiri kekanan : Pandit Jawaharlal Nehru (Perdana Menteri India), Kwame Nkrumah (Presiden Ghana), Gamal Abdul Nasser (Presiden Mesir), Bung Karno, dan Tito (Presiden Yugoslavia). Kelima pemimpin negara non blok ini mengadakan pertemuan yang menghasilkan seruan kepada Presiden AS, Eisenhower (Presiden AS) dan Perdana Menteri “Uni Soviet”/Rusia, Nikita Khruschev, agar mereka melakukan perundingan diplomasi kembali

Pengabadian Nama Soekarno Dibeberapa Negara 

Nama Jalan
  • Mesir, terdapat satu ruas jalan dengan nama Ahmed Soekarno Ketika Soekarno membacakan naskah proklamasi dan menyatakan kemerdekaan Indonesia, Mesir adalah Negara pertama yang mengakui kedaulatan Indonesia. Tidak heran, hubungan diplomatik Indonesia dan Mesir sangat baik sampai hari ini. Untuk menghormati hubungan baik itu, nama Soekarno diabadikan sebagai nama jalan. Karena Mesir adalah negara Islam, mahasiswa Indonesia yang berada disana merubah nama jalan tersebut menjadi Ahmed Soekarno, hal itu dilakukan untuk menunjukkan bahwa pemimpin Indonesia beragama Islam sehingga menarik minat orang yang melihatnya.
  • Maroko, Rabat, terdapat Jalan Rue Soekarno
  • Pakistan, terdapat Jalan Soekarno
Nama tempat
  • Di pakistan terdapat Soekarno Square di Peshawar dan Soekarno Bazar di Lahore.
  • Rusia, Masjid Biru Soekarno di St. Petersburg Masjid ini berada di Kota Sr. Petesburg, Uni Soviet (kini Rusia). Dalam kunjungannya ke negeri tersebut, Bung Karno melihat sekilas sebuah bangunan yang unik dan berwarna biru. Ia kemudian mengetahui bangunan tersebut adalah sebuah mesjid yang dialihfungsikan menjadi gudang senjata.

    Ketika kemudian ia mengunjungi Kota Moscow untuk membahas kerjasama politik antara Indonesia dan Soviet, ia bertemu pimpinan negeri tersebut yang bernama Nikita Kruschev. Soekarno menyampaikan kekecewaannya perihal mesjid yang menjadi gudang senjata tersebut. Hanya berselang satu minggu dari pertemuan tersebut, pemerintah Moscow menyampaikan bahwa bangunan tersebut kini dikembalikan fungsinya menjadi mesjid. Tidak diketahui alasan pasti mengapa dalam jangka waktu secepat itu masjid kembali dibuka, namun umat muslim Soviet meyakini bahwa ‘komplain’ Soekarno lah yang membuat masjid tersebut kembali dibuka. Hingga kini, masjid tersebut dikenal dengan nama Masjid Biru Soekarno.
  • Arab Saudi, terdapat pohon mimba, yang dijuluki Syajarah Sukarno atau Pohon Sukarno
Prangko
  • Di filipina terdapat prangko soekarno
  • begitupun di Kuba Pada tahun 2008, pemerintah Kuba mengeluarkan perangko seri Bung Karno dengan Fidel Castro dan juga salah seorang pemimpin gerilya Kuba kelahiran Argentina, Che Guevara. Perangko tersebut diterbitkan untuk perayaan HUT ke-80 dari Fidel Castro sekaligus menghormati hubungan diplomatik kedua negara. Pada masa kepemimpinannya, Bung Karno pernah mengunjungi Kuba dan menjadi kepala negara asing pertama yang mengunjungi Kuba pasca Revolusi 1959. Kehadirannya dianggap penting sehingga tokoh-tokoh nasional Kuba turut menyambutnya di bandara.
Patung Lilin
Baru-baru ini, nama Bung Karno kembali mencuat berkat patung lilin menyerupai sosok dirinya dipajang pada museum lilin Madame Tussauds, Bangkok, Thailand. Patung lilin tersebut hadir berkat dukungan dari Tourism Authority of Thailand sekaligus bentuk apresiasi dari Madame Tussauds terhadap jasa Bung Karno. Patung lilin Bung Karno dibuat secara seksama dengan wawancara yang mendalam kepada anggota keluarga untuk mengkaji dengan sebaik mungkin karakter beliau. Patung lilin Bung Karno yang dipajang pada Madame Tussauds Bangkok diambil dari foto beliau ketika berada di Amerika Serikat pada tahun 1960, kunjungan tersebut sangat berkesan karena pidato Bung Karno yang berjudul ”To Build the World a New”.

Demikanlah artikel yang dapat saya bagikan. kata Bung karno, Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak melupakan sejarah. JASMERAH. semoga pemimpin - pemimpin kita kedepannya mempunyai jiwa patriotik serta harga diri yang besar seperti soekarno. semoga artikel ini membuat menambah rasa nasionalisme kita untuk cinta kepada tanah air, tak perlu malu menjadi bangsa indonesia, busungkan dada dan teriakan AKU BANGGA JADI ANAK INDONESIA.