31 Desember 2014

Mahasiswa dan Partai Politik

Mahasiswa adalah masa peralihan dari remaja menuju dewasa awal. Mahasiswa dimaknai sebagai pelajar yang mandiri, tidak perlu disuruh-suruh secara sistematis untuk melakukan tugasnya. Mahasiswa adalah seseorang yang mampu berpikir besar dalam kerangka ilmu pengetahuan yang bisa jadi mengalahkan para senior hingga dosen dan profesornya..

Pemikiran mahasiswa adalah ada produk berpikir yang khas dengan aura membara. Mahasiswa mampu memandang sesuatu yang lain daripada biasanya, lain dari pemandangan yang terlihat oleh manusia kebanyakan. Mahasiswa juga dicirikan sebagai manusia pemberani melakukan perubahan, tidak terlalu nyaman dengan kemapanan, dan terus menginovasi diri. 

Meskipun tidak bisa kita tutup mata juga, bahwa mahasiswa memiliki kelemahan dalam kedalaman ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan dalam pengambilan keputusan akibat pengalaman hidup yang minimalis dibanding dengan pengambil kebijakan yang telah berkecimpung di bidang yang sama selama bertahun-tahun..

Realitas kehidupan kita hari ini, menjadikan seluruh elemen harus ikut bergerak untuk menuntaskan perubahan. Reformasi yang digadang-gadang sebagai zaman peralihan dari kesengsaraan menuju kesejahteraan, ternyata hampir 16 tahun kita hidup di masa reformasi, keadilan dan kesejahteraan yang diimpikan untuk berpihak kepada semua golongan tak kunjung terwujudkan.


Betapa anehnya mahasiswa sekarang. Kebanyakan mereka telah memilih apatis terhadap persoalan bangsa, dan lebih fokus pada kehidupan dirinya semata. 
Hari ini nonton apa? 
Malam minggu ngapelin siapa? Enaknya makan dimana? 
Liburan ini mau pantai atau pegunungan? 
Dan pertanyaan-pertanyaan selfish lainnya. Nilai akademis tok yang menjadi patokan atas kegagalan atau keberhasilan kuliahnya..

Mereka lupa, sungguh mereka telah lupa. 
Mereka lupa bahwa sesuai dengan fitrahnya, perubahan ada di tangan pemuda dan mahasiswa. 

Sejak masa pra kemerdekaan, pemain utamanya adalah para akademisi yang terpelajar, meski tidak menafikkan peranan para ulama dan juga santri-santrinya. Toh ulama dan para santri itu juga tetap pelajar yang terdidik, bukan orang yang egois dan rendah diri seperti kebanyakan mahasiswa kita hari ini..

Dilanjutkan pada masa awal kemerdekaan, mahasiswa juga memiliki peranan penting dalam turut serta mengawal pelaksanaan tugas kenegaraan. Meski tidak bisa kita lupakan juga, bagaimana peran mahasiswa di kampus diperkerdilkan, dan bahkan dimatikan agar tidak terlalu peduli pada masalah politik kenegaraan. 

Dan puncaknya, mahasiswa sangat berperan aktif dalam penggulingan rezim Soeharto yang telah berkuasa di negeri kita tercinta Indonesia selama 32 tahun lamanya..

Lalu, akhir-akhir ini, pendapat mengemuka dan membahana. Entah amunisi apa yang dipakainya sehingga mampu menyihir lebih banyak manusia. 

Ya, manusia-manusia yang pada mulanya telah apatis terhadap perubahan negeri ini, terkompori oleh provokasi yang menolak demokrasi seutuhnya. 

Padahal kita tahu bersama, demokrasi hanyalah alat dalam upaya penyelenggaraan negara. Fiqih kontemporer memberikan arahan kepada kita, bahwa demokrasi juga berhak untuk didakwahi. Inilah, jalan kita hari ini, berdakwah dalam era demokrasi..

Mahasiswa pada fitrahnya adalah orang-orang yang berpikiran merdeka. Karenanya, kita tidak perlu menakuti diri, bahwa mahasiswa dapat dicuci otaknya. 

Cuci otak hanyalah istilah ketakutan yang dihembuskan oleh para kaum Sekuler-Liberal yang hendak memojokkan umat Islam. 

Padahal kalau boleh jujur, cuci otak yang mereka gembar-gemborkan juga tengah dilakukannya terhadap para kadernya. Yakni mencuci otak-otak mereka dari keimanan yang menghujam di dalam hati, mencerabutnya dengan ganti kebebasan yang kebablasan..

Tahun 2014, adalah momentum perubahan atas pesta demokrasi di bumi pertiwi. Benar, bahwa demokrasi kita memang mahal. Kalau mau murah, mungkin tidak perlu ada pemilihan pemimpin, cukup terapkan rezim otoriter dan berbentuk kerajaan dimana para pemimpin diangkat karena keturunan, dan segala pemimpin daerah dipilih berdasarkan penunjukkan. Tapi, ternyata bukan itu yang dikehendaki oleh masyarakat, maupun oleh Islam itu sendiri..

Pemilih yang diizinkan oleh negara minimal berusia 17 tahun atau telah menikah. Sedangkan mahasiswa, hampir 100 persen adalah mereka yang usianya telah menginjak 17 tahun ke atas. Maka, berarti mereka memiliki suara penuh dalam pemilu. 

Melihat jumlah mahasiswa yang tidak sedikit, maka potensi kebaikan yang dapat diciptakannya juga tidak kecil. 

Tapi apa jadinya, jika para mahasiswa itu apatis? 

Hanya mampu memaki-maki demokrasi, tanpa bisa berkontribusi untuk memperbaikinya..

Maka, tidak sepenuhnya salah jika mahasiswa juga memberikan dukungannya kepada partai politik di Indonesia. 

Masyarakat awam dan apatis, menganggap politik sebagai barang haram, kotor dan najis. Mereka enggan dan malas untuk berhubungan dengan politik praktis, tapi di sisi lain ternyata mereka juga tak mampu melakukan apa-apa untuk membenahi negeri ini. Padahal, peran satu suara mereka dalam kebaikan itu akan berdampak besar terhadap perubahan di masa depan..

Percayalah, bahwa masih ada orang-orang baik yang mengisi partai politik. Dan tinggal kita sendiri sajalah yang bisa memilih. Diam, Melawan, atau turut serta menjadi pejuang keadilan dan kesejahteraan guna mewujudkan Negeri Indonesia menjadi Sepenggal Firdaus di Muka Bumi. 

Ingatlah, bahwa untuk Indonesia, Harapan Itu Masih Ada..Insya Allah..

Salam Perjuangan!!



Dikutip dari https://bocahbancar.wordpress.com/2014/02/09/mahasiswa-dan-partai-politik/

25 Desember 2014

Kumpulan Puisi Wiji Thukul tentang KAUM BURUH

hai sahabat blogger yang budiman dan budiwoman,

bagi pecinta sastra saat ini betapa aib nya jika melupakan atau bahkan tidak tahu dengan Widji Tukul. sosok wiji tukul ini memiliki nama asli Wiji Widodo lahir di Surakarta, Jawa Tengah, 26 Agustus 1963.

Karya - karyanya menghentak, memanaskan telinga penguasa saat itu. Puisinya menyadarkan jiwa yang takut karena penindasan yang berlarut, mengajak para proletar untuk bangkit bersama. Suaranya menggema, menembus zaman, tanpa badan. ia juga merupakan sastrawan dan aktivis hak asasi manusia berkebangsaan Indonesia. Tukul merupakan salah satu tokoh yang ikut melawan penindasan rezim Orde Baru. Sejak 1998 sampai sekarang dia tidak diketahui rimbanya, dinyatakan hilang dengan dugaan diculik oleh militer. tapi,,
tapi bukan itu yang ingin gua bahas :D
jika sahabat ingin mengetahui lebih jelas tentang widji tukul bisa langsung membeli biografi buku nya, atau cari di blog-blog yang membahas dirinya secara lengkap.

pada kesempatan kali ini ijinkan gua berbagi sedikit karya-karya beliau berupa puisi-puisi tentang kaum buruh, nampak dengan lentang nya dia tidak tinggal diam melihat keadaan yang terjadi di sekitar.
berikut selengkap nya :


Satu Mimpi Satu Barisan (1)

di lembang ada kawan sofyan
jualan bakso kini karena dipecat perusahaan
karena mogok karena ingin perbaikan
karena upah ya karena upah

di ciroyom ada kawan sodiyah
si lakinya terbaring di amben kontrakan
buruh pabrik teh
terbaring pucet dihantam tipes
ya dihantam tipes
juga ada neni
kawan bariyah
bekas buruh pabrik kaos kaki
kini jadi buruh di perusahaan lagi
dia dipecat ya dia dipecat
kesalahannya : karena menolak
diperlakukan sewenang-wenang

di cimahi ada kawan udin buruh sablon
kemarin kami datang dia bilang
umpama dironsen pasti nampak
isi dadaku ini pasti rusak
karena amoniak ya amoniak

di cigugur ada kawan siti
punya cerita harus lembur sampai pagi
pulang lunglai lemes ngantuk letih
membungkuk 24 jam
ya 24 jam

di majalaya ada kawan eman
buruh pabrik handuk dulu
kini luntang lantung cari kerjaan
bini hamil tiga bulan
kesalahan : karena tak sudi
terus diperah seperti sapi

dimana-mana ada sofyan ada sodiyah ada bariyah
tak bisa dibungkam kodim
tak bisa dibungkam popor senapan
di mana-mana ada neni ada udin ada siti
di mana-mana ada eman
di bandung – solo – jakarta – tangerang
tak bisa dibungkam kodim
tak bisa dibungkam popor senapan

satu mimpi
satu barisan

Bandung, 21 mei 92

Sehari Saja Kawan (2)

Satu kawan bawa tiga kawan
Masing-masing nggandeng lima kawan
Sudah berapa kita punya kawan

Satukawan bawa tiga kawan
Masing-masing bawa lima kawan
Kalau kita satu pabrik bayangkan kawan

Kalau kita satu hati kawan
Satu tuntutan bersatu suara
Satu pabrik satu kekuatan
Kita tak mimpi kawan!

Kalau satu pabrik bersatu hati
Mogok dengan seratus poster
Tiga hari tiga malam
Kenapa tidak kawan

Kalau satu pabrik satu serikat buruh
Bersatu hati
Mogok bersama sepuluh daerah
Sehari saja kawan
Sehari saja kawan

Sehari saja kawan
Kalau kita yang berjuta-juta
Bersatu hati mogok
Maka kapas tetap terwujud kapas
Karena mesin pintal akan mati
Kapas akan tetap berwujud kapas
Tidak akan berwujud menjadi kain
Serupa pelangi pabrik akan lumpuh mati

Juga jalan-jalan
Anak-anak tak pergi sekolah
Karena tak ada bis
Langit pun akan sunyi
Karena mesin pesawat terbang tak berputar
Karena lapangan terbang lumpuh mati

Sehari saja kawan
Kalau kita mogok kerja
Dan menyanyi dalam satu barisan
Sehari saja kawan
Kapitalis pasti kelabakan!!

(12-11-94)

Teka Teki yang Ganjil (3)

Pada malam itu kami berkumpul dan berbicara,
Dari mulut kami tidak keluar hal-hal yang besar..
Masing-masing berbicara tentang keinginannya
ang sederhana dan masuk akal

Ada yang sudah lama sekali ingin bikin dapur
di rumah kontraknya
Dan itu mengingatkan yang lain
bahwa mereka juga belum punya panci, kompor
gelas minum dan wajan penggoreng
Mereka jadi ingat bahwa mereka pernah
ingin membeli barang-barang itu
tetapi keinginan itu dengan cepat terkubur
oleh keletihan kami,
Dan upah kami dalam waktu singkat telah berubah
menjadi odol-shampo-sewa rumah
dan bon-bon di warung yang harus kami lunasi

Ternyata banyak di antara kami yang masih susah
menikmati teh hangat
Karena kami masih pusing bagaimana mengatur
letak tempat tidur dan gantungan pakaian

Ada yang sudah lama ingin mempunyai kamar mandisendiri
Dari situ pembicaraan meloncat ke soal harga semen
dan juga cat tembok yang harganya tak pernah turun,
Kami juga berbicara tentang kampanye pemilihan umum
yang sudah berlalu
Tiga partai politik yang ada kami simpulkan
Tak ada hubungannya sama sekali dengan kami: buruh
Mereka hanya memanfaatkan suara kami
demi kedudukan mereka
Kami tertawa karena menyadari
Bertahun-tahun kami dikibuli
dan diperlakukan seperti kerbau

Akhirnya kami bertanya
Mengapa sedemikian sulitnya buruh membeli sekalengcat,
padahal tiap hari ia bekerja tak kurang dari 8 jam
Mengapa sedemikian sulitnya bagi buruh
untuk menyekolahkan anak-anaknya
Padahal mereka tiap hari menghasilkan
berton-ton barang

Lalu salah seorang di antara kami berdiri
Memandang kami satu-persatu kemudian bertanya:
‘Adakah barang-barang yang kalian pakai
yang tidak dibikin oleh buruh?’
Pertanyaan itu mendorong kami untuk mengamati
barang-barang yang ada di sekitar kami:
neon, televisi, radio, baju, buku…
Sejak itu kami selalu merasa seperti
sedang menghadapi teka-teki yang ganjil
Dan teka-teki itu selalu muncul
ketika kami berbicara tentang panci-kompor-
gelas minum-wajan penggoreng
Juga di saat kami menghitung upah kami
yang dalam waktu singkat telah berubah
menjadi odol-shampo-sewa rumah
dan bon-bon di warung yang harus kami lunasi

Kami selalu heran dan bertanya-tanya
Kekuatan macam apakah yang telah menghisap
tenaga dan hasil kerja kami?

Kalangan, Solo, 21 September 93

BURUH-BURUH (4)

di batas desa
pagi - pagi
dijemput truk
dihitung seperti pesakitan
diangkut ke pabrik
begitu seterusnya

mesin terus berputar
pabrik harus berproduksi
pulang malam
badan loyo
nasi dingin

bagaimana kalau anak sakit
bagaimana obat
bagaimana dokter
bagaimana rumah sakit
bagaimana uang
bagaimana gaji
bagaimana pabrik? mogok?
pecat! mesin tak boleh berhenti
maka mengalirlah tenaga murah
mbak ayu kakang dari desa

disedot
sampai pucat
(solo, 4-86)

Suti (5)

Suti tidak kerja lagi
pucat ia duduk dekat amben-nya
Suti di rumah saja
tidak ke pabrik tidak ke mana-mana
Suti tidak ke rumah sakit
batuknya memburu
dahaknya berdarah
tak ada biaya

Suti kusut-masai
di benaknya menggelegar suara mesin
kuyu matanya membayangkan
buruh-buruh yang berangkat pagi
pulang petang
hidup pas-pasan
gaji kurang
dicekik kebutuhan

Suti meraba wajahnya sendiri
tubuhnya makin susut saja
makin kurus menonjol tulang pipinya
loyo tenaganya
bertahun-tahun dihisap kerja

Suti batuk-batuk lagi
ia ingat kawannya
Sri yang mati
karena rusak paru-parunya
Suti meludah
dan lagi-lagi darah

Suti memejamkan mata
suara mesin kembali menggemuruh
bayangan kawannya bermunculan
Suti menggelengkan kepala
tahu mereka dibayar murah

Suti meludah
dan lagi-lagi darah

Suti merenungi resep dokter
tak ada uang
tak ada obat
solo, 27 februari 88

Sukmaku Merdeka (6)

Tidak tergantung kepada Departemen Tenaga Kerja
Semakin hari semakin nyata nasib di tanganku
Tidak diubah oleh siapapun
Tidak juga akan dirubah oleh Tuhan Pemilik Surga
Apakah ini menyakitkan? entahlah !
Aku tak menyumpahi rahim ibuku lagi
Sebab pasti malam tidak akan berubah menjadi pagi
Hanya dengan memaki-maki

Waktu yang diisi keluh akan berisi keluh
Waktu yang berkeringat karena kerja akan melahirkan
Serdadu-serdadu kebijaksanaan
Biar perang meletus kapan saja
Itu bukan apa-apa
Masalah nomer satu adalah hari ini
Jangan mati sebelum dimampus takdir

Sebelum malam mengucap selamat malam
Sebelum kubur mengucapkan selamat datang
Aku mengucap kepada hidup yang jelata
M E R D E K A ! !

Nonton Harga (7)

ayo keluar keliling kota
tak perlu ongkos tak perlu biaya
masuk toko perbelanjaan tingkat lima
tak beli tak apa
lihat-lihat saja

kalau pingin durian
apel-pisang-rambutan-anggur
ayo..
kita bisa mencium baunya
mengumbar hidung cuma-cuma
tak perlu ongkos tak perlu biaya
di kota kita
buah macam apa
asal mana saja
ada

kalau pingin lihat orang cantik
di kota kita banyak gedung bioskop
kita bisa nonton posternya
atau ke diskotik
di depan pintu
kau boleh mengumbar telinga cuma-cuma
mendengarkan detak musik
denting botol
lengking dan tawa
bisa juga kau nikmati
aroma minyak wangi luar negeri
cuma-cuma
aromanya saja

ayo..
kita keliling kota
hari ini ada peresmian hotel baru
berbintang lima
dibuka pejabat tinggi
dihadiri artis-artis ternama ibukota
lihat
mobil para tamu berderet-deret
satu kilometer panjangnya
kota kita memang makin megah dan kaya

tapi hari sudah malam
ayo kita pulang
ke rumah kontrakan
sebelum kehabisan kendaraan
ayo kita pulang
ke rumah kontrakan
tidur berderet-deret
seperti ikan tangkapan
siap dijual di pelelangan

besok pagi
kita ke pabrik
kembali bekerja
sarapan nasi bungkus
ngutang
seperti biasa

18 november 96

LEUWIGAJAH MASIH HAUS (8)

leuwigajah tak mau berhenti
dari pagi sampai pagi
bis-bis-mobil pengangkut tenaga murah
bikin gemetar jalan-jalan
dan debu-debu tebal membumbung

mesin-mesin tak mau berhenti
membangunkan buruh tak berkamar-mandi
tanpa jendela tanpa cahaya matahari
jejer berjejer alas tikar
lantai dinding dingin lembab pengap

mulut lidah-lidah penghuni rumah kontrak
terus bercerita buruk
lembur paksa sampai pagi
tubuh mengelupas-jari jempol putus - upah rendah
mogok - pecat
seperti nyabuti bulu ketiak

tubuh-tubuh muda
terus mengalir ke leuwigajah
seperti buah-buah disedot vitaminnya
mesin-mesin terus menggilas
memerah tenaga murah
satu kali duapuluhempat jam
masuk - absen - tombol ditekan
dan truk-truk pengangkut produksi
meluncur terus ke pasar

leuwigajah tak mau berhenti
dari pagi sampai pagi

asap crobong terus kotor
selokan air limbah berwarna
mesin-mesin tak mau berhenti
terus minta darah tenaga muda

leuwigajah makin panas
berputar dan terus menguras

Bandung 21 mei 1992

SEORANG BURUH MASUK TOKO (9)

masuk toko
yang pertama kurasa adalah cahaya
yang terang benderang
tak seperti jalan-jalan sempit
di kampungku yang gelap

sorot mata para penjaga
dan lampu-lampu yang mengitariku
seperti sengaja hendak menunjukkan
dari mana asalku

aku melihat kakiku – jari-jarinya bergerak
aku melihat sandal jepitku
aku menoleh ke kiri ke kanan – bau-bau harum
aku menatap betis-betis dan sepatu
bulu tubuhku berdiri merasakan desir
kipas angin
yang berputar-putar halus lembut
badanku makin mingkup
aku melihat barang-barang yang dipajang
aku menghitung-hitung
aku menghitung upahku
aku menghitung harga tenagaku
yang menggerakkan mesin-mesin di pabrik
aku melihat harga-harga kebutuhan
di etalase

aku melihat bayanganku
makin letih
dan terus dihisap

Edan (10)

Sudah dengan cerita mursilah?
Edan…!!!!

Dia dituduh maling karena mengumpulkan serpihan kain
Dia sambung-sambung jadi mukena untuk sembahyang
Padahal mukena tak dibawa pulang
Padahal mukena dia taroh di tempat kerja
Edan…!!!
Sudah diperas dituduh maling pula
Sudah dengan cerita santi?
Edan…!!!
Karena istirahat gaji dipotong
Edan…!!!
Karena main kartu lima kawannya langsung dipecat majikan
Padahal tak pakai wang
Padahal pas waktu luang
Edan…!!!
Kita mah bukan sekrup

Bandung, 21 Mei 1992

THE END!

Demikianlah artikel Kumpulan Puisi Wiji Thukul tentang KAUM BURUH
semoga dapat memberikan pencerahan kepada kita semua
bahwa kita jangan hanya diam melihat ketidak adilan serta kesewenang-wenangan yang dilakukan para penguasa tirani.
Apabila usul ditolak tanpa ditimbang
Suara dibungkam kritik dilarang tanpa alasan
Dituduh subversif dan mengganggu keamanan
Maka hanya ada satu kata: lawan!

REFERENSI :
http://relawan.net
http://wiji-thukul.blogspot.com
id.wikipedia.org

19 Desember 2014

MISTERI SUPERSEMAR 1996

MISTERI SUPERSEMAR 1966



Kemanakah Surat SUPERSEMAR ?
Awal mula terjadinya pergantian kursi Presiden RI dari Ir.Soekarno kepada Soeharto karena suratSUPERSEMAR. SuperSemar (Surat Perintah Sebelas Maret) dikeluarkan pada tanggal 11 Maret 1966 itu Menurut pengakuan sejarah yang sampai sekarang tak ada bukti dan saksi yang mengetahui, bahwasanya "Surat perintah dari presiden Soekarno yang diberikan kepada Letjen Soeharto guna mengambil tindakan demi menjaminnya keamanan, ketegangan, dan kestabilan jalnnya pemerintahan serta menjaga keutuhan bangsa dan Negara Republik Indonesia dan demi keselamatan Pemimpin Besar Revolusi." Dengan logika sederhana kita mencerna bahwa surat SUPERSEMAR itu adalah surat perintah yang intinya menurunkan jabatan presiden Soekarno kepada Soeharto, Benarkah ?. Jika kita talar seorang Ir. Soekarno yang bisa membuat Presiden Amerika J.F Kennedy bertekuk lutut kepada Indonesia dan memberikan 3 hadia pesawat tempur hanya karena tak mau berurusan dengan Ir.Soekarno dan para pejuang HAM dan Persamaan Hak seperti "Che Guevara" yang sangat menghormati Soekarno, secara pribadi ini jelas tak mungkin dan tidak masuk akal hanya karena terjadi pemberontakan G30S PKI dan lantas membuat ciut mental seorang Soekarno. Ini yang saya pahami bahwa Surat itu bisa saja Palsu dan Jelas ada tekanan Kudeta kepada Soekarno, yang pada masa itu Soeharto memegang kendali Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI). Yang menjadi masalah sekarang adalah, tidak ditemukannya ke-aslian surat SUPERSEMAR itu sendiri dan Tanda Tangan Soeharto terjadi penyimpangan yang mendalam bila dibaca secara tulisan tangan seseorang yang dalam ancaman. Ini jelas suatu misteri, kemanakah surat asli SUPERSEMAR itu ?. Agar lebih jelas kita bahas kronoligis, misteri dan fakta mengenai surat SUPERSEMAR itu sendiri.


Satu fakta menarik yang terungkap, salah seorang yang sangat dengan Ir. Soekarno pada masa itu adalah Soekardjo Wilardjto, sayang dia telah wafat pada tanggal 5 Maret 2013 di Yogyakarta. selama 47 tahun dari Maret 1966 sampai Maret 2013 dia tak lupa sekalipun kejadian terjadinya surat SUPERSEMAR itu.

Pelajaran Sejarah di sekolah pada zaman Orde Baru mengatakan bahwa ada 3 Jenderal yang menghadap Bung Karno untuk mengantarkan Supersemar kepada Mayjen Soeharto, namun kesaksian Wilardjito mengatakan bahwa ada 4 Jenderal yaitu Mayjen Basuki Rahmat, Mayjen Maraden Panggabean, Brigjen Amir Machmud dan Brigjen M. Yusuf. Mereka datang ke Istana Bogor pada 11 Maret 1966 dinihari dan pada 11 Maret 1966 petang hari.

Berikut kesaksiannya:
Sekitar pukul 01.00 WIB dinihari tanggal 11 Maret 1966, ada 4 orang Jenderal (yang telah disebut diatas) datang ke Istana Bogor untuk bertemu Presiden Soekarno. Saat itu, Presiden Soekarno hampir tidur. Karena saat itu Wilardjito sedang bertugas, ia mengetuk pintu kamar Presiden Soekarno dan memberitahu ada tamu datang.

“Paduka, ada tamu,”. Jawab Presiden, “Siapa?”

“Basuki Rachmat, Amir Machmud, M. Yusuf dan Jenderal Panggabean.

“Ada apa?”

“Saya tidak tahu, Paduka.

Setelah mendengar laporan itu, kata Wilardjito, Presiden Soekarno langsung keluar kamar memakai piyama menuju ruang tamu. Wilardjito mengikuti Presiden dari belakang. Kepada 4 jenderal tersebut Presiden bertanya, “Ada apa datang malam-malam?”
“Ini mohon ditandatangani karena situasi sudah genting,” kata M. Yusuf sembari menyodorkan stopmap berwarna pink. Bersamaan dengan itu, Basuki Rachmat dan M. Panggabean mencabut pistol dari pinggangnya dan menodongkannya kepada Presiden Soekarno. Melihat itu, Wilardjito juga langsung mencabut pistolnya karena keselamatan Presiden sedang terancam. Keselamatan Presiden adalah tanggung jawabnya.

Melihat situasi ini, Presiden melarang Wilardjito dan mengatakan, “Jangan, jangan!.”. Ketika stopmap warna pink itu dibuka dan dibaca oleh Presiden, beliau kaget. “Ini diktumnya kok diktum militer? Bukan diktum Kepresidenan?”. Dengan bernada memaksa, Amir Machmud mengatakan, “Untuk mengubah, waktunya sudah sempit”.
“Ya sudah kalau saya memang harus menyerahkan kepada Harto. Tapi kalau situasinya sudah baik, mandat ini kembali kepada saya,” kata Presiden Soekarno. Saat itulah Supersemar ditandatangani oleh Presiden Soekarno.

“Pada malam tanggal 13 Maret 1966, para petugas Istana ditangkapi, bahkan sampai ajudan pribadi Kolonel Maulwi Saelan dan Brigjen Sabur (Komandan Pasukan Tjakrabirawa). Lalu Supersemar disidangkan di MPRS. Soekarno lengser dan Soeharto diangkat sebagai pejabat Presiden. Soekarno diasingkan ke Wisma Yaso (sekarang Museum Satria Mandala), tidak boleh baca koran, dilarang menonton televisi dan dilarang mendengarkan radio.”

Penyelewengan dan kesewenang-wenangan yang dicurigai oleh Wilardjito ternyata bukan omong kosong. Terbukti, setelah Soeharto dengan leluasa menyelewengkan Supersemar, ia dan keluarganya ditangkap. Semua orang yang dekat dengan Presiden Soekarno ditangkapi dan disingkirkan.

Wilardjito menulis:
“Sungguh brutal dan sewenang-wenang sekali, tanpa prosedur hukum. Setiap orang yang ditangkap ditodong oleh dua regu, diperintahkan supaya angkat tangan. Tanpa surat perintah penangkapan dan kami dinaikkan truk dan dibawa ke RTM (Rumah Tahanan Militer). Bahkan, bukan hanya surat penangkapan tidak ada, surat penahananya pun tidak pernah diberikan. Bukan itu saja kesewenang-wenangannya, beberapa dipindahkan ke tempat tahanan lain, tidak pernah diberikat surat pemberitahuan, baik kepadaku maupun kepada keluarga saya. Bahkan, semua hak-hak saya dihentikan begitu saja tanpa surat keputusan apapun. Bahkan, hak milik dan data-dta kami dirampas. Sengaja saya katakan dirampas karena saya tidak pernah diberikan surat tanda sita rumah pribadi, sebab dulu saya bayar harganya, dirampas beserta sertifikatnya.”
Pak Soekarjo Wilardjito dan bukunya tentang SUPERSEMAR
Sumber ini saya temukan melalui bukunya, betapa hebatnya kudeta dan kapitalisme pikiran Soeharto tentang melakukan penyerangan kepada Presiden Soekarno. Orang dekatnya di tangkap, semua yang mendukung Soekarno dibunuh dan diasingkan, semua yang menyangkut Soekarno harus di lenyapkan. Mungkin pada masa itu akan sangat bahaya jika keyakinan kita sebagai pejuang bangsa berbeda dengan keyakinan para Poli"TIKUS" Kapitalisme dan awal mula Pembaharuan Orde dimulai, dimulainya pembantaiian dan puncaknya yaitu Pemberontakan 1998 dengan di akhiri dengan kisah yang manis yaitu turunya Presiden Soeharto setelah menjabat kurang lebih 32 tahun sebagai pemimpin tertinggi Komunisme Indonesia, dan harus di ingat juga kisah ending yang menyeramkan yaitu hilangnya 13 Aktivis Indonesia yang saat ini tak tahu mereka ada dimana, jika masih hidup mereka sekarang tinggal dimana ?, dan jika sudah mati dimakah kuburannya ?.


Kedua, dimanakah SURAT SUPERSEMAR ASLI ITU SEKARANG ?.
Jika Readers belum mengetahui, bahwa di arsip dokumen negara tidak ada satupun surat SUPERSEMAR yang asli, dan tidak ada juga pengusutan ulang tentang kronoligis kebenaran SUPERSEMAR. Jelas ini sorotan akan penegak hukum di indonesia readers. Kasus sebesar ini saja tidak ada kepedulian,bagaimana dengan rakyat kecil yang akan melawan Rakyat besar di meja hijau ?, tanyakan pada hati readers apa kelanjutan dan keputusan sidang nanti.



Menurut Merdeka.com yang ditulis tanggal 12 Maret 2012 :
"Keberadaan naskah asli Surat Perintah 11 Maret 1966 (Supersemar) tetap menjadi misteri. Tiga naskah Supersemar yang disimpan di Arsip Negara Republik Indonesia, semuanya adalah palsu. Lantas di mana yang asli?

Kepala ANRI, M Asichin menjelaskan, naskah Supersemar yang disimpan di etalase arsip negara itu kini ada tiga versi versi. Pertama, yakni surat yang berasal dari Sekretariat Negara. Surat itu terdiri dari dua lembar, berkop Burung Garuda, diketik rapi dan di bawahnya tertera tanda tangan beserta nama Sukarno.
Sementara surat kedua berasal dari Pusat Penerangan TNI AD. Surat ini terdiri dari satu lembar dan juga berkop Burung Garuda. Ketikan surat versi kedua ini tampak tidak serapi pertama, bahkan terkesan amatiran. Jika versi pertama tertulis nama Sukarno, versi kedua tertulis nama Soekarno.
Untuk versi ketiga, lebih aneh lagi. Surat yang terakhir diterima ANRI itu terdiri dari satu lembar, tidak berkop dan hanya berupa salinan. Tanda tangan Soekarno di versi ketiga ini juga tampak berbeda dari versi pertama dan kedua.
Asichin memastikan ketiga surat itu adalah Supersemar palsu. Sebab, lazimnya surat kepresidenan, seharusnya kop surat Supersemar berlambang bintang, padi dan kapas.
Bukannya Burung Garuda. Apalagi yang polosan seperti yang terakhir, kata Asichin saat di Jakarta, Sabtu (10/3)." (Sumber : Merdeka.com)

Bagaimana bisa dokumen yang berisi tentang pergantian Presiden kita sendiri tak ada ?, jelas inilah misteri yang harus di ungkap sekarang agar kelak para bocah SD tahu bahwa kepahitan negara kita dapat terungkap. Bagaimana bisa ?, Bagaimana Bisa ? dan lagi lagi kita tanyakan BAGAIMANA BISA HOI NJINK ?. 


Tetapkah Menjadi Mistery ?


Tiga Versi Supersemar, 
Lebih dari empat puluh tahun berlalu, misteri Surat Perintah 11 Maret 1966 (Supersemar) hingga kini belum juga terpecahkan. Di mana naskah asli surat tersebut juga masih belum bisa ditemukan.

Sejumlah versi proses terbitnya Supersemar pun beredar. Entah siapa yang benar. Namun dari sejumlah keterangan, yang tidak bisa dibantah adalah Supersemar yang disimpan di ANRI adalah palsu.
Supersemar yang disimpan di etalase arsip negara itu kini ada tiga versi versi:
  • Versi Pertama, yakni surat yang berasal dari Sekretariat Negara. Surat itu terdiri dari dua lembar, berkop Burung Garuda, diketik rapi dan di bawahnya tertera tanda tangan beserta nama Sukarno.
  • Versi Kedua, berasal dari Pusat Penerangan TNI AD. Surat ini terdiri dari satu lembar dan juga berkop Burung Garuda. Ketikan surat versi kedua ini tampak tidak serapi pertama, bahkan terkesan amatiran. Jika versi pertama tertulis nama Sukarno, versi kedua tertulis nama Soekarno.
  • Versi Ketiga, lebih aneh lagi. Surat yang terakhir diterima ANRI itu terdiri dari satu lembar, tidak berkop dan hanya berupa salinan. Tanda tangan Soekarno di versi ketiga ini juga tampak berbeda dari versi pertama dan kedua.

Kontroversi Surat Perintah 11 Maret 1966 (Supersemar) tidak hanya seputar keberadaan (fisik) surat itu, namun juga soal isinya. Tiga versi Supersemar yang disimpan di Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) secara isi memang sama, yakni perintah untuk mengamankan negara. Namun, bagaimana tafsir atas isi surat tersebut?
Seperti diketahui, Supersemar telah dijadikan alat pembenaran bagi Soeharto, si penerima, untuk memberangus Partai Komunis Indonesia (PKI), menangkap 15 menteri yang dianggap beraliran kiri dan loyal terhadap Presiden Soekarno serta mengawasi pemberitaan di media massa saat itu.
Melihat langkah Soeharto itu, Soekarno segera mengeluarkan surat lanjutan dua hari berikutnya atau 13 Maret 1966 (Wisnu: 2010). Surat yang berisi tiga poin penting ini dibawa oleh Wakil Perdana Menteri II, Dr J Leimena, dan diserahkan kepada Soeharto.
Surat itu pada intinya mengingatkan Soeharto bahwa:
Pertama, Supersemar bersifat teknis/administratif semata, bukan politis. Surat semata-mata berisi perintah untuk mengamankan rakyat, pemerintah dan presiden.
Kedua, surat juga mengingatkan pembubaran partai politik harus atas seizin presiden.
Ketiga, Soeharto diminta datang menghadap presiden untuk memberikan laporan.
Surat yang tidak banyak diketahui publik ini akhirya tak digubris Soeharto. Semua tahu bahwa setahun setelah penyerahan Supersemar atau 12 Maret 1967, Soeharto diangkat sebagai Presiden menggantikan Soekarno tanpa proses pemilu.
Sejarawan Asvi Warman Adam (2009) menilai Supersemar seperti blanko cek kosongyang bisa diisi semaunya oleh Soeharto. Hal ini terlihat dalam frasa “mengambil tindakan yang dianggap perlu” dalam poin perintah pertama surat itu.
Supersemar, kata Asvi, akhirnya ditafsirkan bukan hanya sebagai perintah pengamanan, namun juga pemindahan kekuasaan (transfer of authority). Brigjen Amir Machmud, salah satu orang dekat Soeharto, setelah melihat surat itu menilai surat itu bernada penyerahan kekuasaan.
"Kontroversi isi Supersemar ini akhirnya membuat persepsi bahwa Supersemar palsu sengaja dibuat mengarahkan ke transfer of authority. Sementara yang asli jelas merupakan perintah mengamankan negara atau delegation of authority. Ini pula yang diamini Roeslan Abdul Gani, salah satu menteri Soekarno saat itu."


Bagaimana Readers, Begitu Intrik Nuansa Orde Baru Mereka ?, Begitu Drama mereka membuat cerita seperti FTV ?, Begitu Pentingkah kekuasaan sehingga teman akhirnya di korbankan ?, Begitu kuatnya nuansa hitam yang terlihat dan sepertinya hari demi hari yang di lalui oleh para mereka yang hidup di jaman itu selalu di selubungi mistery, tiada hari tanpa mistery.

Sedikit mengutip puisi Whiji Tukul :
BUNGA DAN TEMBOK
Seumpama bunga
Kami adalah bunga yang tak
Kau hendaki tumbuh
Engkau lebih suka membangun
Rumah dan merampas tanah

Seumpama bunga
Kami adalah bunga yang tak
Kau kehendaki adanya
Engkau lebih suka membangun
Jalan raya dan pagar besi
Seumpama bunga
Kami adalah bunga yang
Dirontokkan di bumi kami sendiri
Jika kami bunga
Engkau adalah tembok itu
Tapi di tubuh tembok itu
Telah kami sebar biji-biji
Suatu saat kami akan tumbuh bersama
Dengan keyakinan: engkau harus hancur!
Dalam keyakinan kami
Di manapun – tirani harus tumbang!
SEMOGA LEBIH BISA MENJADI WAWASAN SEJARAH !!!